Catatan Dari The 8th Asean Energy Regulator Network (AERN) Meeting

Jumat, 10 November 2017 - Dibaca 2338 kali

Pertemuan The 8th AERN Meeting merupakan pertemuan rutin yang dilaksanakan sebagai sarana bertukar pikiran maupun bertukar informasi perkembangan sektor energi antara regulator energi negara-negara ASEAN. Kegiatan ini telah diselenggarakan pada Selasa (7/11) hingga Rabu (8/11) di Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam. Pertemuan ini bertempat di kantor Perdana Menteri Brunei dan dibuka oleh Pengiran Jamra Weira bin Pengiran Haji Petra, Deputy Permanent Secretary in Power, IT & E-Government.
Tahun ini pertemuan The 8th AERN Meeting fokus pada sektor Ketenagalistrikan, dengan tujuan bersama mewujudkan ASEAN Power Grid (APG) yang akan menghubungkan sistem kelistrikan ASEAN. Saat ini baru tiga negara yang saling terhubung jalur transmisi listriknya melalui proyek Laos Thailand Malaysia-Power Integration Project. Melalui kerjasama ini, Malaysia melalui TNB membeli listrik dari Laos dengan kapasitas 100 MW. Di masa mendatang diharapkan seluruh ASEAN dapat terhubung dalam ASEAN Power Grid untuk menuju multilateral power trading.
Untuk itu melalui AERN Working Group 1 yang diketuai Thailand, tengah disiapkan technical guidelines dalam rangka multilateral power trading. Dr. Phu Wa Nart dari Energy Regulatory Commission (ERC) Thailand menyampaikan progress penyusunan kerangka panduan untuk pengoperasian ASEAN Power Grid (APG) yang berisikan antara lain General Provision, Electricity Grid Connection, Capacity Allocation and Congestion Management, Electricity System Operation, Electricity Balancing, Exchange of Information, dan Dispute Resolution. Disamping itu, Vietnam menginisiasi AERN Working Group 2 untuk menyiapkan studi yang mencakup aspek legal dan komersialisasi multilateral power trading. Mr. Le Anh Duc, Director Power Market Development Research and Training Centre pada Electricity Regulatory Authority of Vietnam (ERAV) melaporkan progres AERN Working Group 2. Indonesia turut terlibat dalam AERN Working Group 2 ini.
Tercatat hadir 7 negara pada The 8th AERN Meeting yang diselenggarakan oleh Brunei Darussalam selaku tuan rumah dan Chairman AERN 2016 - 2017. 3 negara lainnya yaitu Myanmar, Laos, dan Filipina tidak dapat hadir. Perwakilan negara-negara yang hadir yaitu perwakilan Indonesia, Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura, Kamboja, dan Vietnam. Indonesia dalam hal ini diwakili oleh Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan. David Firnando Silalahi, Kepala Seksi Tarif Tenaga Listrik dan Subsidi hadir mewakili Indonesia dalam AERN Meeting ini.
Perwakilan Asean Center of Energy (ACE), Septia Buntara, Technical Officer for APAEC Programme, turut hadir dan menyampaikan beberapa update hal penting pada AERN terkait dengan upaya peningkatan peran dan fungsi utama ACE sebagai think tank, catalyst, data center dan knowledge hub negara-negara anggota ASEAN, disamping fungsi-fungsi kesekretariatan.
The 8th AERN Meeting ini ditutup dengan serah terima kepemimpinan 'chairmanship' AERN 2015 - 2017 dari Brunei Darussalam kepada Kamboja, untuk masa kerja 2 tahun kedepan (Chairman AERN 2017 - 2019). Sedangkan Indonesia akan menjadi Vice Chairman 2017-2019, yang mendapat giliran menjadi Chairman berikutnya pada tahun 2019-2021 (DFS).