Iklim Investasi EBT Menarik, PLN Segera Teken Kontrak Jual-Beli 9 Pembangkit Listrik EBT

Jumat, 3 November 2017 - Dibaca 2587 kali

Iklim investasi untuk energi baru terbarukan (EBT) masih menarik. Ini dibuktikan dengan sembilan pembangkit listrik EBT yang segera ditandatangani oleh PT PLN (Persero). Demikian disampaikan Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Rida Mulyana dalam konferensi pers bertajuk "Pengembangan Pembangkit Listrik Energi Terbarukan", Kamis (2/11), di Ruang Sarulla, Kementerian ESDM. Sembilan pembangkit listrik tersebut terdiri dari satu Pembangkit Listrik Panas Bumi (PLTP) di Sumatera Selatan, satu Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Sulawesi Tengah, dan tujuh Pembangkit Listrik Tenaga Mini/Mikrohidro (PLTM) yang tersebar di Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatera Utara, Gorontalo, Nusa Tenggara Barat.

"Apa yang kita diskusikan hari ini membuktikan bahwa iklim investasi untuk EBT masih menarik. EBT secara harga juga makin kompetitif," ujar Rida. Dia yakin capaian EBT khususnya di bauran kelistrikan nasional sesuai RUPTL 2018-2017 bisa tercapai.

Dalam kesempatan yang sama, Dirjen Ketenagalistrikan Andy N Sommeng mengungkapkan total investasi untuk kesembilan pembangkit EBT tersebut mencapai 20,413 triliun dengan total kapasitas pembangkit mencapai 640,65 MW.

Sembilan pembangkit EBT yang segera teken perjanjian jual beli listrik atau power purchase agreement/PPA adalah sebagai berikut: PLTP Rantau Dadap kapasitas 86 MW, PLTA Poso Peaker kapasitas 515 MW, PLTM Cibanteng kapasitas 4.2 MW, PLTM Cikaso 3 kapasitas 9.9 MW, PLTM Tanjungtirta kapasitas 8 MW, PLTM Kincang 1 kapasitas 0.35 MW, PLTM Bakal Semarak kapasitas 5 MW, PLTM Bone Bolango kapasitas 9.9 MW, PLTM Koko Babak kapasitas 2.3 MW.

Andy menjelaskan jika PLTA Poso di Sulawesi Tengah sudah menganut Permen ESDM Nomor 50/2017 dengan masa kontrak 30 tahun dan skema kerjasama BOOT (Build, Own, Operate, dan Transfer). PLTA Poso yang dibangun secara bertahap ini diharapkan mulai beroperasi/Commercial Operation Date (COD) paling akhir tahun 2021. PLTP Rantau Dadap di Sumatera Selatan memiliki masa kontrak 30 tahun dengan skema BOOT dan COD pada tahun 2014.

"Untuk tujuh PLTM, rata-rata paling lama COD tahun 2020, itu di Cikaso. Kincang akhir tahun ini. Tanjungtirta tahun depan. Pada tahun 2019, ada Cibanteng, Koko Babak," Andy menambahkan.

Direktur Pengadaan Strategis 1 PT PLN (Persero) Nicke Widyawati menjelaskan harga jual beli listrik itu sudah disampaikan kepada Menteri ESDM Ignasius Jonan. (AMH)