Keberhasilan Pembangunan Ketenagalistrikan Tak Lepas Dari Kesiapan Tenaga Kerja

Kamis, 14 Desember 2017 - Dibaca 1951 kali

Keberhasilan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan tidak terlepas dari kesiapan dan kecukupan tenaga teknik yang kompeten. Dalam program percepatan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan 35.000 MW, tenaga teknik yang dibutuhkan sampai dengan tahun 2019 diperkirakan mencapai 650.000 tenaga kerja. Untuk itu para tenaga teknik yang kompeten di sektor ketenagalistrikan diharapkan mempersiapkan diri dengan baik agar kebutuhan tenaga kerja tersebut tidak diisi oleh tenaga teknik dari luar negeri.

Hal ini disampaikan Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Andy N Sommeng saat menyampaikan presentasi dalam Seminar "Indonesia Terang dan Pintar Sampai Pelosok Negeri" yang diselenggarakan oleh Badan Kejuruan Elektro (BKE) Persatuan Insinyur Indonesia (PII) di Auditorium BPPT Jakarta, Kamis (14/12).

Andy juga menyampaikan bahwa Kementerian ESDM telah menjalin kerja sama dengan instansi terkait untuk penguatan SDM bidang ketenagalistrikan. "Sebagai langkah awal telah ditandatangani beberapa perjanjian kerjasama antara Kementerian ESDM dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Ketenagakerjaan, serta Badan Nasional Sertifikasi Profesi sebagai upaya penguatan pendidikan dan pelatihan, serta Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan," ungkap Andy.

Lebih jauh disampaikan bahwa Badan Kejuruan Elektro (BKE) sebagai salah satu organ Persatuan Insinyur Indonesia (PII) sudah seharusnya ikut terlibat dalam penyiapan tenaga teknik yang memiliki kompetensi sehingga upaya pemerintah untuk meningkatkan infrastruktur ketenagalistrikan.

Dalam presentasinya, Andy juga menyampaikan lima pilar Kementerian ESDM dalam mewujudkan energi berkeadilan. Ia menyebutkan bahwa tujuan pemerintah membangun sektor kelistrikan adalah untuk mewujudkan energi berkeadilan unutk kesejahteraan rakyat. Untuk itu, pendekatan yang digunakan pemerintah dalam upaya mewujudkan Indonesia terang adalah dengan perluasan jaringan (grid eskpansion), minigrid off grid atau Distributed Generation, dan solar home system atau individual system.

Hadir menyampaikan sambutan, Ketua Panitia Munir Ahmad, Ketua BKE PII David Bangun, hingga ketua umum PII Hermanto Dardak. Hadir pula sebagai pembicara utama, Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia Rudiantara yang menyampaikan presentasi mengenai "Membuka Akses Komunikasi dan Informasi dalam Rangka Mewujudkan Indonesia Pintar." Dalam acara ini juga diselenggarakan pelantikan insinyur profesional madya (IPM) dan insinyur profesional utama (IPU). Dalam acara ini juga disampaikan pula penghargaan ASEAN Federation of Engineering Organizations (AFEO) award dan ASEAN Engineering Register (AER) oleh ketua umum PII. (PSJ)