Kondisi Listrik Sulawesi Jelang Lebaran Aman

Kamis, 7 Juni 2018 - Dibaca 1688 kali


Kondisi kelistrikan di Sulawesi menjelang Hari Raya Idul Fitri 1439 H/2018 dipastikan aman. Berdasarkan pengalaman dari tahun-tahun sebelumnya, pasokan listrik pada saat libur lebaran dalam kondisi cukup karena industri dan perkantoran libur. Meski demikian, PT PLN (Persero) diharap menyiapkan diri menghadapi berbagai kemungkinan agar pelayanan listrik kepada masyarakat tidak terganggu.

Hal tersebut disampaikan Sekretaris Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Agoes Triboesono saat mengunjungi kantor PT PLN Unit Pengatur Beban Wilayah Sulawesi Selatan, Tenggara, dan Barat (PLN UPB Sulselrabar) di Makassar, Rabu (6/4/2018). Agoes menyampaikan bahwa ia mewakili Direktur Jenderal Ketenagalistrikan mendapatkan tugas untuk memastikan bahwa masyarakat mendapatkan pelayanan maksimal pada saat hari raya nanti. "Kementerian ESDM memiliki posko nasional menghadapi Idul Fitri di kantor BPH Migas, kunjungan ini bagian dari tugas posko tersebut," ujar Agoes.

Yohanes Sukris Lismono Kepala Divisi Regional Sulawesi PT PLN (Persero) menyampaikan bahwa neraca daya sulawesi khususnya sulawesi bagian selatan pada hari H Idul Fitri tanggal 15 Juni 2018 dipastikan dalam kondisi cukup. Daya mampu pasok dilaporkan sebesar 1.631 MW, beban tertinggi 890 MW dan cadangan operasi 741 MW. Yohanes juga menjelaskan prosedur operasi siaga Idul Fitri PLN se-Sulawesi dimana semua pekerjaan pemeliharaan instalasi di transmisi dan gardu induk tidak diizinkan kecuali pekerjaan emergency. "Selain itu PLN juga menyiapkan piket pemeliharaan gangguan 24 jam" katanya. PLN Sulselrabar menyiapkan 1.791 orang personel pelayanan gangguan serta menyiagakan 106 unit genset bila ada keadaan darurat.


Mendapatkan penjelasan dari PLN, Agoes optimistis bahwa pelayanan listrik pada Hari Raya Idul Fitri dapat berjalan lancar. Ia berharap agar PLN menjamin kesediaan pasokan pembangkit-pembangkit listrik dan lebih diprioritaskan pelayanan untuk keadaan darurat seperti rumah sakit dan obyek-obyek vital lainnya.

"Juga perlu diantisipasi gangguan-gangguan karena bencana alam. Tiang-tiang jaringan cadangan agar disiapkan agar jika padam dapat segera pulih dalam hitungan jam," ungkapnya.

Agoes juga mengingatkan PLN agar menjaga keamanan obyek-obyek vital khususnya dalam mengantisipasi ancaman terorisme. "Tolong dalam masa-masa libur keamanannya lebih diperketat, bila perlu koordinasikan kembali dengan aparat kepolisian," ujar Agoes.

Unit Pengatur Beban Sulselabar yang dikunjungi ini merupakan salah satu objek vital nasional. Pemerintah memberikan perhatian karena unit ini berfungsi sebagai pelaksana operasi, penyaluran listrik tegangan tinggi, dan pengelola transaksi tenaga listrik yang akurat untuk sulawesi bagian selatan. Unit ini mengatur pasokan listrik untuk tiga sistem besar yaitu Sistem Sulbagsel, Sistem Kendari, dan Sistem Bau - bau, serta sistem-sistem kecil yang isolated seperti : Sistem Selayar, PS. Kayu, Kolaka, Bombana, Raha, Lasusua, Malili, Lambuya, Ereke dan Wangi-wangi.

Selain mengunjungi UPB Sulselrabar, tim juga mengunjungi PLTD/PLTG Tello yang berkapasitas total 137 MW. Pembangkit ini merupakan pembangkit cadangan yang hanya dioperasikan apabila sistem Sulawesi Selatan mengalami kekurangan pasokan listrik . (PSJ)