Pelaku Usaha Diajak Menyiapkan Diri Hadapi Listrik 4.0

Jumat, 20 Juli 2018 - Dibaca 1617 kali

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Andy N Sommeng kembali berbicara tentang revolusi listrik 4.0. Revolusi ini sejalan dengan revolusi indutri tahap keempat, seperti yang telah dicanangkan oleh Presiden Jokowi, yaitu program prioritas menuju Indonesia 4.0. Menurut Andy, subsektor ketenagalistrikan harus berubah di tengah berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi (ICT). Ia menyampaikan bahwa perkembangan ICT yang sangat cepat juga telah mengubah sistem ketenagalistrikan model tradisional yang dikenal saat ini (pembangkit, transmisi dan distribusi) menjadi "grid beyond meter". Menurutnya smart grid sudah dapat diberlakukan di sistem kelistrikan Jawa Bali. Sedangkan di pulau-pulau lain ddapat dilakukan dilakukan secara bertahap.

Hal tersebut disampaikan Andy saat menjadi pembicara dalam Talk Show bertajuk Peran Sektor Energy di Era Industri 4.0 yang diselenggarakan oleh Insider Network di Hotel Bimasena Dharmawangsa, Jumat (20/7/18). Hadir pula dalam acara ini Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Ngakan Timur Antara, serta pembicara lain dari pelaku usaha.

Andy menyampaikan bahwa tantangan yang dihadapi dalam mewujudkan kelistrikan 4.0 adalah adanya trilema energi. Pengelolaan dan pemanfaatan energi termasuk energi listrik harus dilakukan secara seimbang di antara tiga aspek yaitu Energy Security, Energy Equity, dan Energy Sustainability, tanpa ada salah satu yang lebih diutamakan. "Di satu sisi kapasitas kita harus mencukupi kebutuhan listrik, namun disatu sisi harus menjaga harga tetap terjangkau dan menjaga lingkungan," ujar Andy.

Andy menyampaikan bahwa saat ini kapasitas terpasang pembangkit listrik kita terus meningkat. Rasio elektrifikasi juga terus bertambah dimana hingga April 2018 telah mencapai angka 96,63%. Untuk itu Andy menyampaikan bahwa Kementerian ESDM mendorong demand dengan memprakarsai regulasi tentang kendaraan listrik. Ia percaya bahwa memasuki era listrik 4.0, biaya teknologi digital lama-lama akan turun.

Dalam acara tersebut, Ngakan Timur Antara menyampaikan bagaimana persiapan yang dilakukan peerintah dan yang harus disiapkan badan usaha dalam menghadapi revolusi industri 4.0. Heru Dewanto dari PLTU IPP Cirebon menyampaikan implementasi 4.0 dalam konteks bisnis kelistrikan khususnya implementasi digital power plan di Cirebon Power. Hendra Sinadia dari Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) menyampaikan strategi Pelaku Usaha Batubara dalam era industri 4.0. Terakhir, Nanang Mangdadi dari Asosiasi Pengembang Pembangkit Listrik Tenaga Air menyampaikan materi tentang bagaimana badan usaha mengantisipasi industri 4.0 menjadi energi 4.0. (PSJ)