Pemerintah Komitmen Kembangkan Clean Coal Technology

Rabu, 26 Februari 2020 - Dibaca 1573 kali

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral berkomitmen mengembangkan energi bersih melalui penerapan teknologi batubara bersih atau Clean Coal Technology (CCT). Seminar CCT yang diselenggarakan Kementerian ESDM bekerja sama dengan Pemerintah Jepang melalui Ministry of Economy Trade and Industry (METI) merupakan langkah maju untuk mendukung pengembangan energi bersih dan meningkatkan hubungan kerja sama Indonesia dan Jepang.

Hal tersebut disampaikan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif saat membuka Seminar CCT di Ayana Midplaza, Jakarta, Rabu (26/2/2020). Seminar ini diselenggarakan oleh METI dengan bantuan dari New Energy and Industrial Technology Development Organization (NEDO) dan Japan COAL (JCOAL)

Arifin yakin dengan bekerjasama dengan pemerintah Jepang, Indonesia dapat mempertahankan komitmen untuk mengembangkan energi bersih di sektor energi melalui penerapan CCT. Sebagai informasi, saat ini terdapat tujuh Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batubara eksisiting yang telah beroperasi menggunakan teknologi Supercritical dan Ultra-supercritical dengan total kapasitas 5.455 MW yaitu PLTU Cirebon (660 MW), PLTU Paiton 3 (815 MW), PLTU Cilacap 3 (660 MW), PLTU Adipala (660 MW), PLTU Banten/LBE 1 (660MW), PLTU Jawa 7 Unit 1 (1.000 MW) dan PLTU Jawa 8 (1.000 MW).

Pemerintah merencanakan untuk mengembangkan PLTU batubara dengan menggunakan teknologi boiler Ultra-supercritical pada sembilan lokasi di Pulau Jawa dengan total kapasitas sebesar 10.139 MW sampai dengan tahun 2028 atau sebesar 37,43 % dari total perencanaan PLTU batubara.

Selain mendorong PLTU menggunakan teknologi ramah lingkungan seperti CCT, Kementerian ESDM juga mendorong pelaksanaan cofiring (pencampuran bahan bakar) PLTU batubara dengan biomassa. Menurut Arifin Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan pembangkit listrik tenaga biomassa sebab kaya akan potensi perkebunan sawit yang dapat diolah menjadi biomassa.

Arifin juga mempunyai kebijakan agar tambang-tambang yang selesai dieksploitasi dapat dilakukan penghijauan dengan menanam "pohon-pohon energi". "Kita menerapkan peraturan baru, penghijauan bukan sekadar penghijauan, tapi dengan menanam pohon-pohon energi, sehingga energy back to energy, energy back to sustainabale energy" ungkap Arifin.

Seminar yang diselenggarakan satu hari ini mengundang perwakilan dari Kementerian ESDM, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, PT PLN (Persero), Perusahaan Pembangkit Listrik di Indonesia dan Asosiasi. Arifin berharap seminar sehari ini memberi manfaat bagi kedua belah pihak.

"Saya harap dalam seminar ini kita bisa mendapat informasi, kita dapat bertukar pikiran, dan dapat meningkatkan hubungan kedua negara sehingga dapat berkembang bersama-sama," tutup Arifin. (PSJ)