Perencanaan Ketenagalistrikan Pegang Peranan Penting dalam Mencapai Target NZE 2060

Rabu, 4 Oktober 2023 - Dibaca 138 kali

Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berkomitmen melakukan perencanaan energi dan ketenagalistrikan nasional untuk wujudkan visi Indonesia Maju 2045 dan mencapai Target Net Zero Emissions (NZE) 2060. Sesuai dengan Kebijakan Energi Nasional, tujuan Perencanaan Energi dan Ketenagalistrikan adalah untuk mencapai ketahanan energi, yaitu suatu kondisi terjaminnya ketersediaan energi, yang dapat diakses masyarakat dengan harga yang terjangkau dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan perlindungan terhadap lingkungan hidup.

Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan Wanhar saat memberikan kuliah umum di President University Cikarang, Rabu (04/10/2023).

"Mencapai ketahanan energi nasional adalah prioritas utama bagi semua negara, termasuk Indonesia. Namun, tantangan transisi energi menjadi fokus penting dalam rangka mengatasi perubahan iklim global," ujar Wanhar.

Wanhar menyampaikan bahwa Pemerintah Indonesia, seperti banyak negara lainnya, berada di persimpangan di mana mereka harus mencari keseimbangan antara memenuhi kebutuhan energi nasional sambil bersama-sama berkomitmen dalam penurunan emisi yang dituangkan ke dalam Nationally Determined Contribution (NDC). Untuk itu dibutuhkan perencanaan yang matang dalam mengelola ketenagalistrikan di Indonesia.

"Indonesia terus mempertegas komitmennya yang disampaikan dalam COP 26 untuk berkontribusi dalam percepatan perwujudan global Net-Zero Emission, dan juga pada COP 27 melalui Enhanced NDC 2030," tegas Wanhar.

Wanhar menjelaskan bahwa arah pengembangan penyediaan tenaga listrik di Indonesia didasari pada prinsip 5 K, yaitu Kecukupan, Keandalan, Keberlanjutan, Keterjangkauan, dan Keadilan. Untuk menjamin ketersediaan tenaga listrik sesuai dengan prinsip 5 K, yang selaras dengan transisi energi, perlu dilakukan revisi Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) Tahun 2019-2038 menjadi Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) Tahun 2023-2060, yang mengatur arah pengembangan penyediaan listrik di Indonesia.

Wanhar menjabarkan bahwa revisi RUKN dilakukan untuk mengoptimalkan potensi sumber EBT dimana dalam pemanfaatannya perlu optimasi least cost. Pengajuan revisi RUKN dilakukan berdasarkan perbandingan 4 (empat) skenario perencanaan penyediaan tenaga listrik.

"Berdasarkan Bussiness as Usual (BaU) tanpa memerhatikan NZE target, Zero Emission Decommisioning melalui natural retirement pembangkit fosil, Zero Emission Retrofitting melalui cofiring Biomass atau Ammonia, maupun konversi PLTGas ke Hidrogen, kemudian skenario yang terakhir adalah Zero emission dengan carbon capture and storage (CCS) yaitu melengkapi existing pembangkit fossil dengan CCS maupun kombinasi dengan cofiring Biomassa," imbuh Wanhar.

Lebih lanjut Wanhar menyampaikan, untuk mengoptimalkan potensi energi terbarukan diperlukan pengembangan teknologi Super Grid. Perkuatan jaringan dengan interkoneksi melalui Super Grid merupakan kunci untuk meningkatkan penetrasi energi baru terbarukan melalui sharing resources.

"Transisi energi tidak akan terjadi tanpa didukung oleh jaringan transmisi yang handal, Super grid merupakan faktor kunci untuk mencapai Zero Emission di sektor tenaga listrik," tegas Wanhar.

Wanhar berharap dunia Pendidikan dapat mendukung transisi energi dengan mempersiapkan SDM yang mumpuni dalam penerapan teknologi yang lebih modern, khususnya dalam meningkatkan perkuatan jaringan tenaga listrik dengan penyediaan materi pembelajaran yang lebih mutakhir, termasuk modul-modul pelajaran yang selaras dengan pengembangan teknologi ketenagalistrikan di Indonesia.

"Kami berterima kasih atas penyelenggaraan kuliah umum ini, melihat dari antusiasme mahasiswa yang merupakan wujud dari semangat kolaborasi dan dedikasi untuk terus memajukan sektor ketenagalistrikan. Kami percaya acara ini akan menjadi tonggak penting dalam menggali pengetahuan, berbagi ide, dan memperkuat sinergi di antara kita khususnya dengan dunia Pendidikan dalam menghadapi era transisi energi," pungkas Wanhar. (RA)