Program Bantuan Pasang Baru Listrik Sasar 19.500 Warga di Jawa Timur

Minggu, 15 Oktober 2023 - Dibaca 64 kali

Sebanyak 19.500 rumah tangga tidak mampu di Provinsi Jawa Timur mendapatkan Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL) tahun anggaran 2023. Dari jumlah tersebut, 453 di antaranya berada di Kota Malang yang tersebar pada lima kecamatan. Sekretaris Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ida Nuryatin Finahari menyampaikan hal tersebut dalam Peresmian dan Penyalaan Pertama Program BPBL di Kelurahan Lesanpuro, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang, Minggu (15/10/2023).

Ia lantas menyampaikan tahun 2022 lalu Kementerian ESDM menargetkan sebanyak 80.000 rumah tangga akan mendapatkan sambungan listrik gratis melalui program BPBL. Realisasi pada akhir tahun 2022 berhasil menyala melebihi target yaitu sebanyak 80.183 rumah tangga atau 100,2%. Pada tahun 2023 ini, program BPBL akan dilanjutkan kembali dengan menyasar 125.000 rumah tangga di seluruh Indonesia.

"BPBL merupakan program pemerintah yang mendapatkan dukungan penuh dari DPR RI. Tahun lalu daya yang diberikan 450 VA dengan token listrik perdana Rp20.000,-, untuk BPBL tahun ini dayanya 900 VA dengan token listrik perdana Rp100.000,-" ujar Ida.

Ia melanjutkan untuk pengisian token listrik selanjutnya agar dapat disesuaikan dengan kebutuhan pemakaian dan kemampuan masyarakat. Ida berharap dengan daya 900 VA yang diberikan, penerima manfaat BPBL dapat meningkatkan kualitas kehidupan serta membuka peluang usaha.

"Kami mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada PT PLN (Persero) bersama ICON+ yang telah mensukseskan program BPBL dengan menyiapkan sistem informasi untuk menunjang pelaksanaan, pembayaran dan pengawasan kegiatan BPBL ini," tutur Ida.

General Manager PT PLN (Persero) UID Jawa Timur Agus Kuswardoyo dalam kesempatan yang sama berharap program BPBL dapat terus berlanjut karena manfaatnya bagi masyarakat. Ia menyebut dari target 19.500 penerima manfaat BPBL di Jawa Timur, yang sudah selesai sebanyak 18.293 rumah tangga.

"Untuk di Jawa Timur sendiri program BPBL akan diselesaikan pada 27 Oktober 2023 yang merupakan Hari Listrik Nasional," kata Agus.

Anggota Komisi VII DRP RI Ridwan Hisjam mengungkapkan bahwa program BPBL dari APBN ini sudah berjalan dua tahun anggaran. Meskipun rasio elektrifikasi di Jawa Timur di atas 99%, masih ada warga yang belum memiliki instalasi listrik sendiri.

"Kita dorong dan kita sepakat menganggarkan APBN kita sebagian untuk rakyat terutama di daerahnya yang belum teraliri listrik," ujarnya.

Menambahkan, Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Keuangan Kota Malang Syailendra mengatakan pentingnya program BPBL ini bagi masyarakat.

"Program BPBL ini diharapkan mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat Malang, dapat membantu pertumbuhan ekonomi dan kualitas hidup masyarakat Malang lebih sejahtera. Ini merupakan bentuk pemerataan akses energi sebagai bentuk sinergi pusat dan daerah," ujarnya.

Joko Prasetyo (26 tahun) merupakan salah satu warga Malang yang mendapatkan manfaat dari program BPBL. Ia tinggal bersama istrinya yang bekerja sebagai penjaga toko. Sejak 2018, Joko menyalur listrik di rumah mertua samping rumahnya yang berdaya 450 VA.

"Kalau pas lagi masak nasi di magiccom bareng langsung jeglek. Inginnya sih pasang kwh meter sendiri tapi dananya belum ada," kata bapak satu anak ini.

Ia mengatakan kondisi ekonominya sebagai buruh bangunan belum mampu untuk memasang instalasi listrik sendiri, hingga akhirnya ada bantuan pemasangan instalasi listrik gratis dari Pemerintah.

"Alhamdulillah, bersyukur dapat listrik sendiri. Terima kasih sudah dapat bantuan listrik," ucap Joko sambil tersenyum lebar.

Sebagai penerima manfaat program BPBL, Joko mendapatkan instalasi listrik rumah berupa 3 titik lampu dan 1 kotak kontak, pemeriksaan, pengujian instalasi, penerbitan Sertifikat Laik Operasi (SLO), serta penyambungan ke PLN dan token listrik perdana. (AMH)