Resmikan Proyek Ketenagalistrikan di Banten, Jokowi Tidak Dengar Lagi Keluhan Byar Pet

Jumat, 6 Oktober 2017 - Dibaca 2157 kali

Presiden Joko Widodo didampingi oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan, Menteri BUMN Rini Sumarno, dan Dirut PT PLN (Persero) melakukan Groundbreaking Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jawa 7, 9, dan 10 (total Kapasitas 4.000 MW) di komplek PLTU Jawa 7, Kamis (5/10). Selain itu pada saat yang sama dilakukan Peresmian PLTU IPP Banten (kapasitas 660 MW) dan peninjauan Pembangunan Coal Terminal 20 Juta Ton milik PT PLN (Persero).

Dalam sambutannya Presiden Jokowi menyampaikan bahwa tiga tahun lalu, setiap melakukan kunjungan ke daerah, masyarakat selalu mengeluhkan kurangnya listrik. "Tetapi setelah tiga tahun, tahun ini saya muter lagi, saya nggak mendengar lagi suara-suara itu," ungkapnya. Meski mengapresiasi upaya pemerintah dan PT PLN untuk melakukan penambahan kapasitas pembangkit maupun jangkauan rasio elektrifikasi, namun Jokowi tetap meminta agar program-program pembangunan 35.000 MW diselesaikan.

Proyek PLTU Jawa 7, 9, dan 10 , dan PLTU IPP Banten merupakan proyek-proyek yang masuk ke dalam program 35.000 MW. Sementara pembangunan Coal Terminal 20 Juta Ton merupakan salah satu sarana pendukung untuk memperkuat dan mengefektifkan rantai pasok batubara untuk PLTU pada wilayah Jawa Bagian Barat. Keseluruhan nilai investasi proyek-proyek ini mencapai US$ 6,015 miliar.

Selain menekankan nilai investasi, Jokowi menilai proyek-proyek ketenagalistrikan ini dapat menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang besar. "Tadi dilaporkan Proyek PLTU Jawa 7 menyerap tenaga kerja kurang lebih 10 ribu. Kenapa investasi itu perlu, karena menyerap tenaga kerja, mengurangi pengangguran. Ini penting," ungkapnya. Dalam sambutannya ia mempersilakan dua tenaga kerja dari proyek-proyek ini untuk maju ke depan. Ia mengingatkan bahwa pembangunan infrastruktur harus memprioritaskan tenaga kerja dalam negeri, kalau bisa diperbanyak dari tenaga kerja daerah setempat.

Presiden juga menekankan pentingnya efisiensi yang harus dilakukan PT PLN (Persero) agar tarif listrik yang dibayar masyarakat terjangkau. "Saya titip kepada PLN masalah efisiensi. Semua biaya-biaya yang ada dicek betul. Baik yang berkaitan dengan harga batubara, biaya transportasi untuk pengangkutan batubara dari sumatera ke jawa, kalimantan ke jawa, jangan dibolak-balik, sehingga biaya transportasinya menjadi tinggi," ungkap Jokowi. "Kalau biaya sudah tinggi tidak efisien, bebannya yang menanggung masyarakat," imbuhnya.

Menteri Jonan mengapresiasi proyek PLTU Jawa 7 yang memiliki harga pembelian listrik paling murah yaitu 4,2122 sen per kwh. Dengan harga yang murah ini, diharapkan tarif listrik yang dibayar masyarakat tidak mahal. Dengan catatan PT PLN harus terus melakukan efisiensi di segala lini. Upaya efisiensi PLN juga ditunjukkan dengan pembangunan Coal Terminal 20 Juta Ton, dimana dengan terminal batubara ini dapat menghemat trasnportation cost atau logistic cost pasok batubara khususnya untuk PLTU Suralaya.

Turut hadir dalam groundbreaking dan peresmian proyek infrastruktur ketenagalistrikan di Banten tersebut, Dirjen ketenagalistrikan Andy N Sommeng serta para pejabat di lingkungan Ditjen Ketenagalistrikan. (PSJ)