Sukses Gelar AMEM-41, Ini Hasil Pernyataan Bersama Para Menteri Energi

Jumat, 25 Agustus 2023 - Dibaca 217 kali

Indonesia dan Laos PDR sebagai Ketua dan Wakil Ketua telah sukses memimpin Pertemuan Menteri Energi ASEAN (AMEM) ke-41 dengan menghasilkan Joint Ministerial Statement (JMS) yang berisi pelaksanaan hasil deklarasi bersama terkait ketahanan energi yang berkelanjutan melalui interkonektifitas. Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif pada Konferensi Pers AMEM-41 di Nusa Dua, Bali, Jumat (25/08/2023).

"Selain itu pengakuan atas strategi ASEAN tentang Netralitas Karbon, Kerangka Ekonomi Sirkular Masyarakat Ekonomi ASEAN, Taksonomi ASEAN untuk Keuangan Berkelanjutan, dan Kerangka Ekonomi Biru ASEAN, untuk mendukung agenda keberlanjutan ASEAN lintas sektoral," ujar Arifin. Arifin menyampaikan pada pernyataan bersama menghasilkan update perkembangan implementasi ASEAN Plan for Energy Cooperation (APAEC) Tahap II 2021-2025 melalui ASEAN Power Grid (APG), Trans-ASEAN Gas Pipeline (TAGP), Coal and Clean Coal Technology (CCT), Energy Efficiency and Conservation (EE&C), Renewable Energy (RE), Regional Energy Policy and Planning (REPP), dan Civilian Nuclear Energy. "Mencatat kemajuan kerja sama antara ASEAN dan IRENA mengenai target energi terbarukan ASEAN, memperhatikan perkembangan kerja sama energi ASEAN-AS untuk mempercepat transisi energi, dan menganugerahkan ASEAN Energy Awards 2023 untuk praktik terbaik dalam efisiensi dan konservasi energi, energi terbarukan, manajemen energi, teknologi batubara ramah lingkungan, dan generasi muda," tambah Arifin.

Bersamaan dengan AMEM ke-41, Indonesia juga memimpin pertemuan-pertemuan terkait Dialog AMEM-AS ke-3, Dialog AMEM-IRENA ke-7, AMEM+3 ke-20, dan Pertemuan Menteri Energi KTT Asia Timur ke-17.

Menteri-menteri Energi ASEAN mendukung Deklarasi Bersama tentang Keamanan Energi Berkelanjutan melalui Interkonektivitas. Deklarasi Bersama ini berfokus pada interkonektivitas energi, yang merupakan prioritas pencapaian ekonomi Indonesia dalam Keketuaan ASEAN 2023. Deklarasi ini antara lain menekankan pada perluasan APG dan TAGP.

Indonesia, Laos dan Brunei Darussalam telah menandatangani Instrumen Perpanjangan MoU APG pada AMEM-41, dan dilanjutkan dengan penandatangan Menteri-menteri negara ASEAN lainnya pada akhir tahun.

"Selain JMS AMEM ke-41, para Menteri Energi ASEAN dan Mitra Dialog juga mencapai konsensus mengenai AMEM+3 JMS dan Pernyataan Ketua EAS EMM," ujar Arifin.

Arifin juga menyampaikan bahwa Pertemuan Menteri Energi ASEAN ke-41 dan Pertemuan Terkaitnya, menandai tonggak sejarah yang luar biasa bagi Proyek Interkoneksi Ketenagalistrikan Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia dan Filipina (BIMP) sebagai perdagangan ketenagalistrikan multilateral berikutnya di ASEAN setelah LTMS (Lao PDR, Thailand, Malaysia dan Filipina). Laos akan menjabat sebagai Ketua Energi ASEAN pada awal tahun 2024 sesuai dengan masa jabatan Ketua ASEAN.

Pada kesempatan yang sama Vice Chair Lao PDR Akhomdeth Vongsay Laos berkomitmen untuk mencapai hasil-hasil ekonomi prioritasnya pada tahun 2024. Hasil-hasil ini penting bagi pemulihan ekonomi dan pertumbuhan kawasan ASEAN dan juga penting dalam transisi menuju perekonomian yang lebih berkelanjutan dan inklusif.

Ia juga mengatakan penting bagi negara-negara ASEAN untuk bekerja sama memperkuat ketahanan ekonomi dan mendorong pertumbuhan berkelanjutan.

"Saya berasumsi bahwa dengan bekerja sama, kita dapat membangun masa depan yang lebih tangguh, sejahtera, dan berkelanjutan untuk kawasan ASEAN serta dukungan dari mitra-mitra kita di komunitas internasional," ujar Akhomdeth.

Konferensi Pers tersebut dihadiri oleh Negara Anggota ASEAN (AMS), Negara Mitra Dialog dan Organisasi Internasional. AMEM ke-41 ini juga dihadiri oleh Timor Leste sebagai Observer.


Penandatanganan Nota Kesepahaman

Arifin juga menyaksikan penandatanganan beberapa MoU antara badan usaha ketenagalistrikan dan juga antara ASEAN Centre for Energy (ACE) dan para mitra. Perpanjangan MoU APG akan menegaskan kembali komitmen untuk meningkatkan interkonektivitas Jaringan Listrik, yang menunjukkan bahwa APG tetap menjadi program utama kerja sama energi di bawah Rencana Aksi ASEAN untuk Kerja Sama Energi (APAEC).

Penandatanganan dua MoU antara Indonesia Power Utilities (PLN) dengan Malaysia Power Utilities (TNB dan Sabah Electricity) merupakan implementasi langsung dari Pernyataan Bersama Proyek Integrasi Ketenagalistrikan Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia dan Filipina (BIMP), yang juga sejalan dengan prioritas tahun ini.

Diharapkan dengan kerja sama ini akan memperkuat dan meningkatkan upaya kita dalam mencapai ketahanan energi berkelanjutan serta mendorong upaya kita untuk mempercepat transisi energi. (AT)