204 Rumah Warga di Botumoito Kini Gunakan Kompor Bioetanol

Jumat, 27 April 2018 - Dibaca 1978 kali

BOALEMO - Sebanyak 204 Kepala Keluarga (KK) di Dusun Mbongo, Desa Botumoito, Kabupaten Boalemo, Provinsi Gorontalo kini dapat menggunakan kompor berbahan bakar bioetanol setelah mendapatkan bantuan dari anggaran Badan Layanan Umum (BLU) Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi (PPPTMGB) "LEMIGAS" Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Sebelumnya, masyarakat Boalemo mengeluhkan kelangkaan pasokan gas LPG kemasan 3 kg sehingga harganya di wilayah tersebut melonjak hingga Rp. 35.000,-. Pemerintah Kabupaten Boalemo bergerak cepat, salah satunya dengan mengundang Himpunan Wiras-wasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) untuk mengatasi masalah ini dan berkoordinasi dengan Pusat Unggulan Iptek (PUI), dimana LEMIGAS menjadi salah anggotanya.

"Bantuan ini diharapkan dapat menjawab tantangan kelangkaan LPG dan sekaligus mendukung pemanfaatan energi terbarukan sebagai alternatif bahan bakar gas," ujar Kepala PPPTMGB "LEMIGAS", Patuan Alfon Simanjuntak saat menyerahterimakan kompor bioetanol kepada Wakil Bupati Boalemo di Kantor Bupati Boalemo, Kamis (26/4).

Ia menyampaikan, produksi kompor bioetanol ini merupakan implementasi sinergi enam PUI, yaitu LEMIGAS;Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan (P3HH); Pusat Penelitian Kimia LIPI; Pusat Penelitian Politik LIPI; Balai Penelitian Tanaman Palma - Kementerian Pertanian; Balai Besar Industri Agro - Kementerian Perindustrian.

Keenam PUI bersinergi mengembangkan Desa Mandiri Berbasis Aren di Kabupaten Boalemo, dimana Desa Botumoito ditetapkan menjadi desa percontohan. Pengembangan Desa Mandiri Berbasis Aren merupakan contoh nyata aplikasi IPTEK dan inovasi untuk memanfaatkan potensi aren berlimpah dan belum dimanfaatkan secara optimal. Aren diproduksi menjadi berbagai diversifikasi produk yaitu bioetanol sebagai alternatif bahan bakar rumah tangga dan pangan (gula semut fungsional, nata pinnata, dan manisan kolang kaling). Hasilnya menjadi sumber penghidupan masyarakat yang dapat menggerakkan perekonomian.

Dalam sinergi ini LEMIGAS menyediakan 204 unit kompor bioetanol secara bertahap, P3HH berperan aktif dalam koordinasi dan aplikasi IPTEK serta formulasi bioetanol. Puslit Kimia LIPI siap mendukung aplikasi teknologi peningkatan kualitas bioetanol fuel-grade, Puslit Politik LIPI menyusun rekomendasi regulasi peraturan daerah dan peraturan gubernur terkait tata niaga, Balai Penelitian Tanaman Palma mendukung penyiapan varietas aren unggul, sedangkan Balai Besar Industri Agro berperan dalam pengujian produk pangan. (KO)


Bagikan Ini!