Badan Geologi Siapkan Peta Kajian Geologi untuk Tata Ruang Kawasan Walini

Kamis, 8 Maret 2018 - Dibaca 2066 kali

BANDUNG - Tim Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Kamis (8/3) meninjau lokasi proyek strategis nasional Kawasan Perkotaan Cekungan Bandung di wilayah Perkebunan Teh Walini di Maswati, Kecamatan Cikalongwetan, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.

Peninjauan lapangan ini dalam rangka menyiapkan peta kajian aspek geologi rinci dan mikrozonasi untuk penyusunan rancangan Perpres tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional Perkotaan Cekungan Bandung. Peta kajian ini nantinya akan dijadikan panduan untuk pembangunan di kawasan itu.

Wilayah tersebut bakal dilewati jalur kereta cepat Jakarta-Bandung dan menjadi salah satu lokasi stasiun kereta cepat. Selain stasiun, di lokasi tersebut nantinya juga akan dibangun kawasan hunian dengan konsep transit oriented development (TOD) dan agro-industry tourism. Oleh karenanya, kajian geologi dibutuhkan agar pembangunan di wilayah tersebut tidak membahayakan lingkungan.

Peta geologi rinci tersebut akan dibuat berdasarkan hasil kajian yang meliputi analisis daya dukung tanah dan batuan, kestabilan lereng dan mikrozonasi. Kajian dilakukan di Zona B1 seluas 200 hektare dan Zona B2 seluas 1.200 hektare.

Sebelumnya di hari yang sama, usai konferensi pers terkait Gempa Megathrust di Kantor Badan Geologi, Kepala Badan Geologi Rudy Suhendar menyampaikan bahwa analisis daya dukung tanah dan batuan terhadap bangunan ini dilakukan untuk menjamin bangunan berfungsi dengan baik, aman, tidak mengalami keruntuhan dan penurunan tanah yang berlebihan.

"Analisis kestabilan lereng juga dilakukan untuk menentukan tingkat kestabilan lereng dalam kondisi jangka pendek maupun jangka panjang, memperkirakan kemungkinan longsoran dan mempelajari efek pembebanan seismik pada lereng, sementara studi mikrozonasi seismik untuk membuat zona-zona berdasarkan perbedaan intensitas guncangan yang mungkin terjadi dengan menggunakan data kondisi tanah setempat," papar Rudy.

Kajian yang dilakukan juga meliputi potensi gerakan tanah dan kegempaan, mana yang termasuk kategori rawan ringan, sedang, hingga tinggi. Peta kajian ini diharapkan bisa digunakan semaksimal mungkin untuk memberikan rasa aman bagi masyarakat dan agar terlindungi dari potensi bencana.

Pelaksanaan kajian telah dimulai sejak tanggal 19 Februari 2018. Badan Geologi menargetkan kajian ini dapat diselesaikan dalam waktu dekat sehingga dapat menjadi masukan dalam rencana pengerjaan proyek strategi kereta cepat Jakarta-Bandung.

"Kajian ini akan dilakukan selama dua bulan ke depan, sekitar bulan April nanti kami akan serahkan peta tersebut ke Kementerian Agraria dan Tata Ruang," kata Sinung Baskoro, Kepala Bidang Pemetaan Pusat Survei Geologi saat ditemui di lokasi. (RAF)

Bagikan Ini!