Belajar Redam Radikalisme, PM Inggris Lakukan Dialog Dengan Tokoh Muslim Indonesia

Selasa, 28 Juli 2015 - Dibaca 862 kali

JAKARTA - Indonesia dinilai mampu meredam gejolak radikalisme, nilai-nilai luhur yang lahir dari Pancasila yang terefleksi dalam kehidupan sehari-hari dinilai mampu meredam gejolak radikalisme. Terkait dengan radikalisme Perdana Menteri Inggris, David William Donald Cameron didampingi Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Moazzam Malik lakukan dialog dengan tokoh-tokoh Muslim untuk belajar bagaimana Indonesia meredam gejolak radikalisme. Indonesia sebagai negara Muslim terbesar di dunia dinilai Inggris dan beberapa negara lain mampu meredam radikalisme. Selasa (28/7).

Dialog yang dilaksanakan disalah satu ruang serbaguna Masjid Sunda Kelapa tersebut dihadiri, Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral, Sudirman Said dan beberapa tokoh intelektual muslim Indonesia yaitu, Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin, Menteri Luar Negeri masa pemerintahan KH Abdurrahman Wahid, Alwi Shihab, mantan Rektor UIN Syarif Hidayatullah, Azyumardi Azra, Puteri Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid atau yang biasa dipanggil Yenny Wahid dan Ketua Masjid Sunda Kelapa, H.M. Aksa Mahmud.

Din Syamsudin menyambut baik dialog tersebut dan menilai sangat positif dan produktif. Din menyatakan, Perdana Menteri Inggris, David Cameron ingin mengetahui, istilah beliau langsung belajar dari Indonesia dalam menghadapi tantangan dan ancaman radikalisme. "Indonesia menurut orang luar dianggap berhasil paling tidak terindikasi dari pendukung ISIS yang tidak cukup banyak jika dibandingkan dengan lain," ujar Din usai pertemuan.

Watak Islam Indonesia yang damai, rukun santun berpegang sebagai watak Islam yang Rahmatan lilalamin dengan prinsip jalan tengah ini, lanjut Din Syamsudin harus terus diserukan kepada umat Islam agar jangan pernah terpengaruh dengan pikiran-pikiran lain dan menurut Din Islam seperti inilah yang sejati. "Inilah Islam sejati, dan insha Allah watak Islam seperti ini dapat kita promosikan ke luar negeri dan ini dapat menajdi salah satu faktor yang dapat menciptakan perdamaian dunia," lanjut Din lagi.

Yenny Wahid menambahkan, banyak negara diluar sana yang menganggap Indonesia mampu menyatukan semangat nasionalisme dengan identitas sebagai umat Muslim yang mampu mengembangkan toleransi dan mempraktekkan hubungan keberagamaan di Indonesia. " Jadi mereka datang kesini itu menayakan resepnya apa?..,"ujar Yenny.

"Dua Organisasi besar di Indonesia yaitu Nahdatul Ulama dan Muhammadiyah itu mampu menjadi pilar toleransi di Indonesia dan identitas kita tentang Pancasila sebagai sebuah semangat hidup bukan hanya sebagai sebuah simbol tersebut mengandung nilai-nilai yang kita aktualisasikan sehari -hari itu menjadi penting," tambah Yenny. (SF)

Bagikan Ini!