Dominasi Negara Maju dalam Perdagangan Energi Terbarukan

Minggu, 24 Mei 2009 - Dibaca 6279 kali

JAKARTA. Saat ini perdagangan energi terbarukan dunia masih didominasi oleh negara maju, baik sektor publik maupun swasta. Tingkat partisipasi negara berkembang hanya sekitar 10%. Hal ini disampaikan perwakilan Warwick Univesity dalam informal roundtable dengan tema "Mapping Goods, Trade Flows and Trade Barriers in the Renewable Energi Sector: Implications for Enviromental Goods Negotiations", yang dilangsungkan di Jenewa, Swiss, 24 April 2009.Beberapa negara berkembang seperti Brazil, Republik Korea, Meksiko, dan Afrika Selatan mulai memproduksi berbagai macam energi yang berpotensi meningkatkan tingkat partisipasi dalam perdagangan energi terbarukan. Namun, energi terbarukan yang diproduksi negara berkembang sebagian besar tidak diperdagangkan melalui negara tersebut melainkan melalui perusahaan yang berasal dari negara maju. Faktor lain seperti subsidi, ketersediaan dana, investasi, serta pemberian hak paten yang lebih tinggi dinilai turut memudahkan pengembangan perdagangan energi terbarukan di negara maju . Hingga saat ini masih terdapat perbedaan pendapat antara negara maju dengan negara berkembang perihal penurunan subsidi dan tarif. Menurut negara maju, pemberian subsidi sangat penting untuk mendukung produksi bahan ramah lingkungan guna terwujudnya green economy. Sementara negara berkembang cenderung berpendapat bahwa subsidi negara maju dikhawatirkan akan menyebabkan kelebihan produksi dan mengakibatkan komoditas negara berkembang menjadi tidak kompetitif. Untuk menyeimbangkan kondisi tersebut, negara maju disarankan dapat mengurangi subsidi, sementara negara berkembang untuk menurunkan tarif. Pertukaran teknologi dan peningkatan kapasitas dari negara maju kepada negara berkembang juga penting dilakukan terutama untuk menstimulasi demand domestic. Hak kekayaan intelektual dan hak paten seharusnya juga tidak dijadikan kendala untuk memberikan teknologi dan kapasitas kepada negara berkembang, sebab dalam kerangka peningkatan lingkungan hidup tidak ada satu negara yang sepenuhnya dapat menguasai sendiri suatu teknologi.

Bagikan Ini!