Gelar Knight Grand Cross Tidak Terkait Proyek LNG Tangguh

Selasa, 6 November 2012 - Dibaca 2562 kali

JAKARTA - Menter Energi dan Sumber Mineral, Jero Wacik menegaskan, pemberian gelar ksatria dari Kerajaan Inggris kepada Presiden SBY tidak terkait dengan proyek LNG Tangguh. Pemberian gelar kesatria (Knight Grand Cross in the Order of Bath) oleh Ratu Elizabeth II tersebut karena prestasi yang diraih Presiden SBY antara lain dalam memajukan ekonomi Indonesia, demokrasi dan kebebasan pers yang makin baik di Indonesia dimata Pemerintah Kerajaan Inggris dinilai baik.

"Pemberian gelar yang diberikan ratu Inggris samasekali tidak terkait dengan proyek tangguh, pemberian gelar Knight Grand Cross karena prestasi yang menonjol dibidang ekonomi menurut penilaian Pemerintah Inggris," ujar Menteri ESDM saat jumpa pers di lobby Kementerian ESDM, Selasa (6/11/2012).

Ditambahkan Menteri, dalam penjelasan resminya, Sri Ratu mengatakan, pemberian gelar kepada Presiden Indonesia karena prestasi yang menonjol dibidang ekonomi, Indonesia bisa tumbuh ekonominya dengan sustainable walaupun situasi dunianya dalam delapan tahun kepemimpinan Presiden SBY tidak bersahabat.

Selain alasan pertumbuhan ekonomi, yang dianggap menonjol oleh Pemerintah Kerajaan Inggris lanjut Menteri adalah kehidupan berdemokrasi dan kebebasan pers yang baik di Indonesia. " Demokrasi yang sudah dibangun di Indonesia sudah dianggap baik, walaupun kita juga belum puas dengan demokrasi kita namun sudah dianggap makin baik dan matang," imbuh Menteri.

"Peran internasional Indonesia dalam mencegah perubahan iklim juga menjadi salah satu alas an pemberian gelar tersebut", pungkas Menteri.

Penghargaan Knight Grand Cross in the Order of Bath diberikan Pemerintah Kerajaan Inggris kepada mereka yang memiliki prestasi menonjol, baik dari kalangan militer maupun masyarakat sipil. Pemerintah Kerajaan Inggris memberikan gelar sejenis sebelumnya kepada beberapa pemimpin dunia yaitu, Mantan Presiden Amerika, Ronald Reagen, Mantan Presiden Prancis, Jacques Chirac, Mantan Presiden Turki, Abdullah Gul. (SF)

Bagikan Ini!