Hadapi Kendala di Lapangan, Menteri ESDM Minta PT PLN Segera Pulihkan Listrik Aceh
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
REPUBLIK INDONESIA
SIARAN PERS
NOMOR: 092.Pers/04/SJI/2025
Tanggal: 9 Desember 2025
Hadapi Kendala di Lapangan, Menteri ESDM Minta PT PLN Segera Pulihkan Listrik Aceh
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menegaskan komitmen percepatan pemulihan kelistrikan di Aceh pascabencana hidrometeorologi dan gerakan tanah. Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menegaskan pemerintah akan mengerahkan seluruh sumber daya untuk mempercepat pemulihan listrik di provinsi tersebut.
"Kalau ada yang memang belum maksimal kami memberikan pelayanan, kami memohon maaf. Kami akan terus fokus, terus berupaya, agar secara totalitas mempergunakan semua sumber-sumber kekuatan negara dalam rangka percepatan pemulihan di sektor energi yang ada, khususnya di Provinsi Aceh," kata Bahlil dalam konferensi pers di Kantor Kementerian ESDM, Rabu (9/12).
Sesuai arahan Menteri ESDM, PT PLN (Persero) diminta segera memulihkan sambungan transmisi yang menghubungkan Aceh dengan backbone kelistrikan Sumatera. Permintaan ini disampaikan menyusul terputusnya transmisi dari Langsa, Aceh, ke Pangkalan Brandan, Sumatera Utara, yang membuat sistem kelistrikan Aceh terisolasi dari jaringan Sumatera.
"Tadi, arahan dari Pak Menteri, kami semua siap menjalankan, memulihkan transmisi dari backbone Sumatera ke Langsa (Aceh)," ujar Direktur Utama PT PLN Darmawan Prasojo secara daring.
Darmawan menyampaikan permintaan maaf kepada seluruh masyarakat Aceh karena pemulihan pasokan listrik belum sepenuhnya terealisasi sesuai komitmen awal.
Sebelumnya Direktur Utama PT PLN melaporkan kepada Menteri ESDM Bahlil Lahadalia dan Presiden Prabowo Subianto bahwa untuk wilayah Aceh, listrik akan menyala 93% pada Minggu malam 7 Desember 2025, namun kondisi lapangan membuat target itu belum tercapai. Kerusakan berat pada jaringan distribusi, akses lokasi yang masih tertutup material banjir, serta pertimbangan keamanan teknis menjadi faktor penghambat.
"Kami memohon maaf kepada masyarakat Aceh. Tim kami bekerja siang malam di lapangan, namun beberapa titik masih belum bisa dinyalakan demi menjaga keselamatan warga dan petugas," ujarnya.
Dalam laporannya, Darmawan menjelaskan bahwa bencana telah menyebabkan kerusakan besar pada sistem kelistrikan Aceh, terutama pada jaringan transmisi. Kerusakan terparah terjadi pada jalur transmisi Bireuen-Arun dengan enam tower roboh akibat terjangan banjir bandang. Kondisi ini diperparah dengan meluasnya badan sungai hingga ratusan meter. Akibatnya, pembangkit di Arun tidak dapat mengaliri Banda Aceh secara optimal sehingga terjadi pemadaman bergilir.
PLN sempat melakukan proses sinkronisasi sistem dari pembangkit Arun menuju jaringan Aceh. Pada 8 Desember 2025, PLTMG Arun kembali menyuplai Gardu Induk hingga wilayah Bireuen, Takengon dan Samalanga. Namun, saat proses perluasan sinkronisasi menuju Sigli dan Banda Aceh terjadi hambatan teknis sehingga penyaluran listrik terpaksa dihentikan sementara.
Kendala juga terjadi pada jalur transmisi Langsa-Pangkalan Brandan, di mana lima menara transmisi (tower) roboh. Kondisi ini memutus sistem kelistrikan Aceh dengan Sistem Besar Sumatera dan meningkatkan risiko gangguan saat proses sinkronisasi. Hasil asesmen teknis menunjukkan, perbaikan lima tower tersebut membutuhkan waktu maksimal sepuluh hari agar sinkronisasi sistem Aceh dengan jalur backbone Sumatera dapat berjalan aman dan tuntas. Hingga saat ini, Banda Aceh masih mengalami pemadaman bergilir akibat kekurangan pasokan sekitar 40 MW.
Untuk mengurangi pemadaman bergilir, PLN mendatangkan tambahan genset, terutama ke wilayah Banda Aceh yang mengalami kekurangan pasokan sekitar 40 MW. PLN juga mempercepat recovery dengan menambah personel dan peralatan berat serta mengalihkan pasokan dari pembangkit terdekat.
"Kami berkomitmen menyelesaikan seluruh perbaikan secepat mungkin. Keselamatan tetap menjadi prioritas utama," tambah Darmawan.
Pemerintah dan PLN mengimbau masyarakat untuk tetap berhati-hati, melapor jika menemukan jaringan rusak, dan memastikan kondisi instalasi rumah aman sebelum penyalaan ulang. Pemerintah menegaskan akan terus memantau perkembangan di lapangan dan memanfaatkan semua kemampuan negara untuk mempercepat pemulihan kelistrikan di Aceh.
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama
Gita Lestari
Bagikan Ini!