Harga Batubara Acuan Februari 2011 Capai US$ 127,05/ton
JAKARTA. Harga Batubara Acuan (HBA) bulan Februari 2011 yang ditetapkan Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara-Kementerian ESDM mencapai US$ 127,05/ton, atau naik US$ 14,65/ton dari US$ 112,4/ton pada Januari 2011.
HBA menggunakan formula yang mengacu kepada rata-rata indeks ICI-1 (Indonesia Coal Index), Platts-1, NEX (New Castle Export Index) dan GC (New Castle Global Coal Index). HBA berlaku untuk harga harga spot (kontrak penjualan di bawah 12 bulan) sedangkan untuk harga term (kontrak penjualan lebih dari 12 bulan), harga acuan menggunakan rata-rata HBA 3 bulan terakhir dan harga berlaku untuk penjualan batubara selama 12 bulan.
Kenaikan indeks harga perdagangan batubara dunia yang berdampak terhadap kenaikan HBA kemungkinan disebabkan oleh banjir bandang di Australia awal tahun ini dan diperburuk oleh terjangan badai Yasi Queensland minggu lalu. Australia merupakan ekspotir batubara terbesar dunia dengan ekspor sebesar 261 juta ton atau sekitar 28% total dunia (IEA, 2009).
Selain gangguan pasokan batubara dari Australia, kenaikan harga batubara di dunia juga diakibatkan oleh meningkatnya permintaan dari dunia khususnya India dan Cina.
Pada tahun 2009 konsumsi batubara Cina mencapai 3,4 milyar ton (International Energy Statistics, EIA) dengan laju pertumbuhan sepanjang 2005-2009 sebesar 5-15% per tahun. Untuk memenuhi kebutuhan domestiknya, tahun ini sekitar 180 juta ton batubara akan diimpor Cina. Indonesia tercatat sebagai pemasok batubara terbesar bagi Cina pada tahun 2010 dengan volume sebesar 55 juta ton, seperti dikutip dari Bloomberg (01/02/2011).
Kebutuhan batubara India diperkirakan mencapai 696 juta ton sepanjang tahun fiskal ini hingga Maret 2012, sedangkan pasokan domestik hanya sekitar 554 juta ton. Dengan kata lain terdapat kekurangan pasokan sekitar 142 juta ton. Demikian pernyataan Menteri Batubara India Sriprakash Jaiswal yang dikutip Reuters (03/02/2011). India memproduksi batubara sekitar 526,16 juta ton pada tahun 2009/2010, naik 6,78% dari 492,76 juta ton pada tahun sebelumnya. Sedangkan impor batubara India diperkirakan meningkat dari 59 juta ton pada tahun 2008/2009 menjadi 73,25 juta ton pada tahun 2009/2010.
Untuk memenuhi kebutuhan domestik, nampaknya India akan terus meningkatkan impor batubara khususnya thermal coal guna kepentingan pembangkitan listrik. Walau India memiliki sumberdaya batubara sekitar 267 milyar ton (Geological Survey of India), namun kebanyakan sumberdaya tersebut berada pada hutan lindung dan lokasi-lokasi lain yang infrastruktur transportasinya minim. Saat ini terdapat kekhawatiran pasokan domestik mengalami penurunan akibat pembatasan izin pertambangan oleh kementerian lingkungan setempat seperti diberitakan harian The Hindu (08/02/2011), mengutip pernyataan Chairman Coal India, Ltd, produsen batubara terbesar di dunia yang memproduksi batubara sejumlah 431 juta ton pada tahun lalu. (JS)
Bagikan Ini!