Hasilkan Listrik, Jangan Pakai BBM !!!....

Senin, 21 November 2011 - Dibaca 2744 kali

JAKARTA - Untuk mengurangi biaya pokok penyediaan listrik sudah saatnya pemanfaatan Bahan Bakar Minyak (BBM) sebagai bahan bakar pembangkit listrik dibatasi. Penggunaan BBM sebagai bahan bakar pembangkit menimbulkan biaya tinggi dalam memproduksi listrik dibandingkan dengan menggunakan bahan bakar lainnya seperti batubara, panas bumi dan gas. Demikian benang merah pernyataan Wakil Menteri ESDM, Widjajono Partowidagdo."Kita punya banyak sumber daya energi untuk menghasilkan listrik. Pertama batubara, kita memiliki sumber daya batubara yang banyak sekali, yang dipakai untuk kebutuhan domestik hanya sekitar 20%. Lalu kalau batubara yang 80% diekspor itu sebagian kita gunakan untuk domestik tentunya akan sangat bermanfaat karena batubara itu energi yang paling murah, " ujar Wakil Menteri ESDM usai membuka IPEX 2011, Selasa (15/11/2011) lalu.Jadi pertanyaan saya, kenapa ga pakai yang paling murah. Memakai batubara sebagai bahan bakar pembangkit listrik itu jauh lebih murah dibandingkan memakai BBM, jadi pertanyaanya kenapa kita ga pakai yang 80% yang diekspor itu untuk domestik, kasih harga yang sama antara domestik dan ekspor, agar produsen tidak merasa dirugikan, lanjut Widjajono.Dicontohkannya, di Sumbagsel, untuk menghasilkan listrik hanya memerlukan biaya Rp. 600 per Kwh karena menggunakan batubara sedangkan di Sumatera Utara diperlukan biaya Rp 3.000 per Kwh karena menggunakan BBM. "Dengan perbedaan yang tinggi tersebut harusnya kita wise'" ujar Wamen."Panas bumi kita potensinya besar sekali, mencapai 29 ribu MW, dengan memanfaatkan panas bumi sebagai sumber energi biayanya yang harus dikeluarkan untuk menghasilkan listrik dibawah 9,7 sen sedangkan jika menggunakan BBM diatas 30 sen. Jadi seharusnya kita kembangkan seluruh potensi panas bumi yang ada di Indonesia, " tambahnya.Sementara untuk gas bumi, pemanfaatannya untuk domestik saat ini sudah mencapai 55% dan yang di ekspor 45%. Proses ."kalau perlu kita impor gas daripada impor BBM karena harga gas itu separuh harga minyak bumi," tutup Widjajono. (SF)

Bagikan Ini!