Medco Ajukan Joint Study Pengembangan Coal Bed Methane (CBM)

Jumat, 27 April 2007 - Dibaca 7139 kali

"Medco bekerjasama dengan mitranya yang mengajukan proposal joint study pengembangan CBM" ujar Dirjen Migas Luluk Sumiarso usai acara pembukaan Forum Gas ASEAN+3 di hotel Sultan, Jakarta, Jum'at (27/4). Saat itu perusahaan tersebut tengah melakukan joint study diharapkan dalam sekitar tiga bulan ke depan sudah rampung.

Selain Medco, sejumlah perusahaan, menurut Dirjen Migas Luluk Sumiarso, juga mengajukan permohonan untuk pengembangan CBM. Antara lain adalah Vico, PT PGN dan beberapa yang lain. Selain itu ada pula dua perusahaan yang mengajukan permohonan untuk tender biasa pengembangan CBM untuk lokasi di Kalimantan.

Menurut Dirjen Migas Luluk Sumiarso, pemerintah memang menggenjot pengembangan CBM. Selain teknologi tergolong lebih sederhana dibanding untuk pengembangan gas alam, jika tidak segera dikembangkan, CBM yang berada di areal tambang batubara itu bisa hilang jika dilakukan penambangan batubara.

Pengusahaan CBM, menurut Dirjen Migas Luluk Sumiarso, nantinya akan mengikuti pola seperti yang diterapkan dalam pengusahaan Wilayah Kerja migas. Sehingga, jika setelah dilakukan tender dan dihasilkan pemenangnya maka manajemen pengusahaannya akan dibawah BP Migas.

Indonesia yang memiliki cadangan batubara hingga 200 tahun lagi tergolong memiliki potensi CBM yang cukup besar. Berdasarkan perkiraan jumlahnya mencapai sekitar 400 TCF. Cadangan CBM paling besar tersebar di Sumatera dan Kalimantan. Selain itu dalam jumlah kecil-kecil tersebar di Jawa dan Sulawesi.

Bagikan Ini!