Menteri ESDM dan Dubes Amerika Tandatangani MoU Power Working Group

Rabu, 2 September 2015 - Dibaca 1629 kali
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
REPUBLIK INDONESIA

SIARAN PERS
NOMOR: 55/SJI/2015
Tanggal: 2 September 2015

MENTERI ESDM DAN DUBES AMERIKA TANDATANGANI MoU POWER WORKING GROUP
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said dan Duta Besar Amerika Serikat Robert Blake, hari Rabu (2/9), menandatangani Nota Kesepakatan (Memorandum of Understanding/MoU) mengenai Power Working Group untuk mendukung Program Ketenagalistrikan 35.000 MW. Penandatanganan yang dilakukan di Kantor PLN Pusat ini bertujuan untuk meningkatkan hubungan antar kedua negara dan sebagai sarana untuk memfasilitasi kerjasama pihak swasta antara Indonesia dengan Amerika Serikat dalam sektor ketenagalistrikan Indonesia.

Lingkup kerjasama dalam nota kesepahaman ini mencakup kerjasama bidang teknologi emisi batubara, penggunaan energi terbarukan, berbagi pengalaman tentang kebijakan energi, minimalisasi penggunaan bahan bakar solar, pengembangan jaringan daerah terpencil secara efisien, serta penggunaan teknologi terbaru bidang ketenagalistrikan.

"Penandatanganan MoU ini merupakan salah satu upaya kita untuk mencapai target proyek 35.000 MW" jelas Menteri ESDM.

Pemerintah Amerika Serikat berkomitmen untuk membantu Indonesia dalam pengembangan sektor ketenagalistrikan terkait dengan program 35.000 MW dan pengembangan energi yang bersumber dari energi terbarukan sebesar 7.000 MW. MoU ini juga merupakan dasar bagi kedua negara untuk berbagi pengalaman serta sarana pengalihan teknologi melalui pelatihan bagi tenaga kerja Indonesia.

Kerjasama ini membuka pintu bagi pengembangan beberapa proyek yang dinilai perlu untuk mendukung pengembangan sektor ketenagalistrikan dan meningkatkan rasio elektrifikasi di Indonesia. MoU ini turut membuka kesempatan bagi kegiatan matchmaking, dalam hal ini sektor swasta Amerika Serikat akan dipertemukan dengan pengusaha industri ketenagalistrikan di Indonesia.

Saat ini rasio elektrifikasi Indonesia sebesar 86,39%, angka ini ditargetkan untuk meningkat sebesar 97.4% pada akhir tahun 2019. Dalam program 35.000 MW, PLN memiliki target pembangkitan sebesar 5.000 MW, sementara 30.000 MW berasal dari Independent Power Producer (IPP) yang akan dilakukan melalui skema Power Purchase Agreement.
Plt. Kepala Pusat Komunikasi Publik



Hufron Asrofi

Bagikan Ini!