Museum Gunungapi Batur Dilengkapi Audio Visual Kegunungapian

Kamis, 10 Mei 2007 - Dibaca 8320 kali

Terdiri dari tiga unit Utama dengan bangunan gedung masing-masing tiga lantai, Museum Gunungapi Batur merupakan musuem gunungapi pertama yang di bangun oleh Badan Geologi, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berdasarkan Inpres nomor 16 tahun 2005. "Pembangunan museum ini membutuhkan dana sebesar Rp 36 miliar," ujar Kepala Badan Geologi Bambang Dwiyanto, Kamis (10/5) di lokasi acara peresmian, desa Panelokan, Kebupaten Bangli, Bali.

Ditambahkan oleh Kepala Badan Geologi Bambang Dwiyanto, pengembangan dan pengelolaan museum Gunungapi Batur nantinya akan dilakukan oleh sebuah Badan Pengelola. "Badan Pengelola ini akan dibentuk oleh Pemerintah Provinsi Bali dengan Pemerintah Kabupaten Bangli," papar kepala Badan Geologi Bambang Dwiyanto. Sedang Badan Geolgi akan memanfaatkan salah satu ruangan sebagai pos pengamatan gunungapi Batur dan gunungapi Agung.

Museum Gunungapi Batur menyajikan berbagai informasi tentang kegunungapian pada umumnya, khususnya Gunungapi Batur. Selain itu juga menampilkan informasi kegunungapian yang dilengkapi dengan sarana komputer yang memungkinkan pengunjung bisa mengakses informasi secara interaktif. Musuem ini juga dilengkapi dengan ruang audio visual yang menampilkan film mengenai gunungapi.

Keberadaan museum gunungapi ini memiliki arti yang penting dan strategis. Mengingat Indonesia memiliki sekitar 500 gunungapi, sebanyak 129 diantaranya dikategorikan sebagai gunungapi aktif. Deretan gunungapi ini terbentang luas mulai dari pulau Sumatera, Jawa, Bali hingga Nusa Tenggara, Kepulauan banda, Halmahera hingga Sulawesi bagian utara yang membentuk suatu busur gunungapi.

Dari 129 gunungapi yang masih aktif tersebut 2 diantaranya berada di pulau Bali, yaitu gunungapi Batur dan gunungapi Agung. Khusus gunungapi Batur sejarah letusannya mengalami evolusi yang panjang. Pada awalnya merupakan gunungapi berbentuk kerucut. Kemudian pada perjalanannya mengalami dua kali letusan besar yang menghasilkan kaldera atau kawah besar.

Mengingat hingga saat ini masih tergolong sebagai gunungapi yang aktif, Badan Geologi melalui Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi senantiasa memantau aktivitas gunungapi Batur. Pemantauan dilakukan melalui Pos Pengamatan yang ada di desa Panelokan dengan berbagai metode, salah satunya adalah pemantauan melalui seismograf.

Bagikan Ini!