Pengaturan Ulang BBM Bersubsidi Bukan Sebatas Masalah Penghematan

Selasa, 18 Januari 2011 - Dibaca 2051 kali

JAKARTA. Meski diperkirakan secara kumulatif pengaturan ulang BBM Bersubsidi sepanjang tahun 2011 dapat menghemat anggaran sebesar Rp 3,16 triliun namun kebijakan Pemerintah ini dilakukan lebih kepada untuk mewujudkan rasa keadilan di masyarakat. Karena BBM Bersubsidi yang seharusnya dinikmati oleh kalangan menengah kebawah, saat ini yang terjadi sebaliknya, sebanyak 77% BBM Bersubsidi dinikmati oleh kalangan yang tidak berhak.Pengaturan ulang BBM Bersubsidi yang akan diberlakukan secara bertahap mulai April 2011 menuju subsidi BBM tepat sasaran bukanlah semata-mata masalah penghematan." Tujuan utamanya adalah bukan uang, tujuan utamanya adalah memberikan subsidi yang tepat sasaran," demikian penegasan Dirjen Migas Kementerian ESDM, Evita H Legowo di acara Sosilalisasi Pengaturan BBM Bersubsidi dengan kalangan pengusaha SPBU pagi ini, Selasa (18/1/2011)."Subsidi tidak untuk semua orang, subsidi yang diberikan saat ini belum tepat sasaran," ujar Evita.Berdasarkan data Susenas 2008 dan Bank Dunia 2010. Prosentase kelompok rumah tangga penerima subsidi menunjukkan 25% kelompok rumah tangga dengan penghasilan (pengeluaran) per bulan tertinggi menerima alokasi subsidi sebesar 77%. Sementara kelompok 25% kelompok rumah tangga dengan penghasilan (pengeluaran) per bulan terendah hanya menerima subsidi sekitar 15%. Kenyataan tersebut menunjukkan adanya ketimpangan dalam pengalokasian sasaran penerima subsidi BBM. Jika tidak dilakukan pengaturan ulang, maka Pemerintah berlaku tidak adil terhadap masyarakat dengan membiarkan ketidakadilan terus berlangsung. "Kita memberikan yang kaya tambah kaya yang miskin tambah miskin. Oleh karena data itulah Kami mulai mengatur BBM Bersubsidi dan sudah disetujui parlemen," tutur Evita. (SF)

Bagikan Ini!