Peringati Hari Lingkungan Hidup 2018, Industri Pertambangan Diharapkan Jadi Garda Terdepan Kampanye Pengelolaan Limbah

Kamis, 7 Juni 2018 - Dibaca 1985 kali

BALANGAN - Industri pertambangan nasional diharapkan dapat menjadi garda terdepan dalam mengampanyekan pengelolaan limbah, khususnya limbah plastik, mengingat industri pertambangan telah memiliki ketentuan yang ketat tentang pengelolaan limbah, termasuk plastik, yang dapat ditularkan kepada masyarakat sekitar.

Hal ini diungkapkan Kasubdit Perlindungan Lingkungan Mineral dan Batubara (Minerba) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Lydia Hardiani, saat menjadi inpektur upacara Peringatan Hari Lingkungan Hidup 2018 di area Regional Integrated and Support Area (RISA), PT Adaro Indonesia, di Desa Lasung Batu, Balangan, Kalimantan Selatan (5/6).

Pada Hari Lingkungan Hidup 2018 yang mengangkat tema "Beat Plastic Pollution" ini Lydia mengajak kepada manajemen dan karyawan Adaro, Penanggung Jawab Operasional (PJO), serta karyawan mitra kerja yang hadir untuk semakin bijak dalam menggunakan plastik dalam kehidupan sehari-hari, karena polusi plastik telah jadi ancaman yang serius bagi kelestarian lingkungan.

"Penggunaan plastik yang tak terkontrol dan pembuangannya yang sembarangan menjadi polusi yang mengancam," ujarnya.

Lydia juga membahas pengelolaan void atau lubang tambang. Menurutnya, selama ini masih banyak perusahaan tambang yang tidak serius dalam mengelola lubang tambangnya, sehingga menjadi sumber bahaya bagi masyarakat. Hal inilah yang kemudian membentuk citra buruk pertambangan di mata masyarakat.

Ia berharap, Adaro dapat menjadi contoh bagi perusahaan tambang lain dalam mengelola lubang tambang. Semata, agar kelak area tambang tetap terus memberikan manfaat meski aktivitas pertambangan telah berakhir.

Sebagai bentuk komitmen mengurangi sampah plastik, Lydia menyerahkan secara simbolis tempat makan dan botol minum yang dapat digunakan kembali kepada operator perwakilan mitra kerja Adaro, yaitu PT SIS, PT Pamapersada, dan PT BUMA. Komitmen terhadap lingkungan hidup juga ditunjukkan melalui penanaman pohon ulin dan pohon beringin di area RISA usai pelaksanaan upacara.

Pada area seluas 150 hektar tersebut, Adaro juga memiliki Kolam Budidaya Perikanan Paringin, yang merupakan area pembudidayaan ikan yang memanfaatkan media air bekas tambang, sekaligus menjadi tempat penelitian untuk model pengelolaan pasca tambang. Di area Nursery dan Arboretum serta Biodiesel KM. 69, dilakukan pengolahan minyak jelantah menjadi biodiesel yang saat ini telah digunakan pada 4 unit LV dan 2 unit HD.

Selain itu, pada WTP T300, tempat pengelolaan air tambang menjadi air bersih yang disalurkan kepada masyarakat sekitar tambang serta dikonsumsi oleh PT Adaro Indonesia dan mitra kerjanya. Adaro juga telah mengembangkan swapantau online kualitas air limbah kerjasama dengan Kementerian ESDM, di area SP 21B.

Penulis: Khoiria Oktaviani

Bagikan Ini!