Perjuangan Dibalik Penyaluran BBM Satu Harga

Kamis, 2 Agustus 2018 - Dibaca 1662 kali

Jakarta - Pemerintah kembali merealisasikan Program Bahan Bakar Minyak (BBM) Satu Harga dengan meresmikan lembaga penyalur BBM baru di tiga wilayah yaitu SPBU di Distrik Fayit, Kabupaten Asmat (Provinsi Papua), Kabupaten Nias (Sumatera Utara) dan di Kepulauan Sula (Provinsi Maluku Utara). Kegiatan peresmian dipusatkan di SPBU Kompak, di Kepulauan Sula, Maluku Utara. Dalam merealisasikan Program BBM Satu Harga, medan yang dihadapi tidaklah mudah, mengingat ketiganya masuk dalam kategori wilayah tertinggal terdepan dan terluar (3T).

Distrik Fayit misalnya, ditempuh jarak sejauh kurang lebih 320 mil laut atau 3 hari perjalanan. Akses yang tersedia dari Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) terdekat, yaitu TBBM Merauke, juga hanya bisa melalui sungai.

"Dari TBBM (Merauke) kurang lebih 3 hari perjalanan dan akses satu-satunya lewat sungai," ungkap Kepala BPH Migas Fansurullah Asa, sesaat Setelah Acara Peresmian SPBU Kompak di Desa Waiboga, Kecamatan Sulabesi Tengah, Maluku Utara, Kamis (2/8).

Selama ini, kebutuhan BBM di daerah Distrik Fayit diperoleh dari lembaga penyalur terdekat yang berada di Distrik Agats, jaraknya lebih dari 100 km dengan menggunakan perahu canting. Akibatnya, harga BBM bisa berkisar antara Rp20 ribu sampai dengan Rp 40 ribu per liter.

"Dengan hadirnya SPBU ini, masyarakat dapat memenuhi kebutuhan bahan bakar yang sebelumnya (premium) harga Rp20 ribu sampai dengan Rp40 ribu per liter, menjadi Rp6.450 per liter," tambah Fansurullah.

Sebagai informasi, pasokan untuk BBM Premium yang disalurkan di SPBU ini sebesar 150 Kilo Liter (KL) per bulan dan BBM Subsidi Solar sebesar 50 KL per bulan.

Sementara di SPBU Kompak yang berlokasi di desa Waiboga, Kecamatan Sulabesi Tengah Kepulauan Sula Maluku Utara, kebutuhan BBM di daerah ini dipenuhi dari TBBM Sanana yang berjarak 27 km dan bisa hanya ditempuh dengan perahu canting. Perjuangan mewujudkan harga BBM yang sama akhirnya tercapai. Kini, warga Desa Waiboga dapat menikmati harga BBM yang sama dengan wilayah lain di Indonesia. Sebelumnya harga BBM di wilayah ini mencapai Rp15 ribu per liter.

Dampak harga BBM yang sama ini, menurut Fansurullah Asa sangat dirasakan masyarakat kepulauan Sula. Harga kebutuhan pokok seperti sayur di pasar menjadi lebih terjangkau, anak-anak menjadi lebih bersemangat dalam belajar di malam hari, karena BBM yang dipergunakan untuk genset lebih murah.

Adapun SPBU Kompak di Kabupaten Nias, pasokan BBM di wilayah ini disuplai dari TBBM Gunung Sitoli yang berjarak 8 km dan dibawa dengan perahu canting. Kini di Kabupaten Nias harga premium sebelumnya Rp8 ribu menjadi Rp 6.450 per liter. Sementara Biosolar menjadi Rp5.150 dari sebelumnya Rp7 ribu.

Dengan diresmikannya Program BBM Satu Harga di tiga wilayah tersebut, diharapkan sebanyak 353.871 warga menjadi lebih sejahtera dan terwujud keadilan sosial.

Penulis: Riza Dian Triwibowo

Bagikan Ini!