Perkembangan Gunung Agung, Selasa 17 Oktober 2017 Pukul 06.00 WITA

Selasa, 17 Oktober 2017 - Dibaca 3059 kali
JAKARTA - Pasca dinaikkan status aktivitasnya menjadi Level IV (Awas) pada tanggal 22 September 2017 pukul 20:30 WITA, aktivitas kegempaan Gunung Agung di Provinsi Bali tetap tinggi dan fluktuatif. Sejak kemarin hingga hari ini, secara visual gunungapi terlihat jelas hingga berkabut. Asap kawah putih tebal tekanan lemah mencapai ketinggian sekitar 300 m di atas puncak. Asap tertinggi sekitar 1500 m di atas puncak terjadi pada 7 Oktober 2017, pukul 20:30 WITA.

"Tingkat aktivitas Level IV atau AWAS, terhitung mulai tanggal 22 September 2017 pukul 20:30 WITA. Aktivitas kegempaan Gunung Agung (3142 meter dpl) masih tetap tinggi dan fluktuatif pasca dinaikkan Status Aktivitasnya menjadi Level IV (Awas). Dari kemarin hingga hari ini secara visual gunungapi terlihat jelas hingga berkabut," ujar Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM, Kasbani.

Untuk itu, masyarakat di sekitar Gunung Agung dan pendaki/pengunjung/wisatawan agar tidak berada, tidak melakukan pendakian dan tidak melakukan aktivitas apapun di zona perkiraan bahaya yaitu di dalam area kawah Gunung Agung di dalam radius 9 km dari kawah puncak Gunung Agung dan ditambah perluasan sektoral ke arah Utara-Timurlaut, Tenggara dan Selatan-Baratdaya sejauh 12 km.

Sedangkan peringatan vulkanik erupsi/letusan gunungapi Indonesia yg berpotensi membahayakan keselamatan penerbangan atau Volcano Observatory Notice for Aviation (VONA) terakhir terkirim kode warna ORANGE, terbit tanggal 7 Oktober 2017 Pukul 22:30 WITA, terkait asap dominan uap air putih tebal menerus, tekanan lemah, dengan tinggi 4642 mdpl atau 1500 m di atas puncak. Material abu letusan belum teramati.

VONA dikirim ke stakeholders nasional maupun internasional antara lain Ditjen Perhubungan Udara-Kementerian Perhubungan, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Air Nav, Air Traffic Control, Airlines, Volcanic Ash Advisory Centers (VAAC) Darwin, dan VAAC Tokyo.

Badan Geologi melalui PVMBG dan Pos Pengamatan Gunungapi Agung terus memantau perkembangan kegiatan vulkanik dan senantiasa berkoordinasi dengan satuan pelaksana (satlak) Kecamatan dan BPBD Kabupaten Karangasem tentang penanggulangan bencana erupsi Agung.

Berikut perkembangan rekaman seismograf Gunung Agung sejak Minggu, (15/10):
a. 15 Oktober 2017 terekam 270 kali Gempa Vulkanik Dangkal (VB), 474 kali Gempa Vulkanik Dalam (VA), 44 kali Gempa Tektonik Lokal (TL) tidak terasa.
b. 16 Oktober 2017 terekam 134 kali Gempa Vulkanik Dangkal (VB), 409 kali Gempa Vulkanik Dalam (VA), 50 kali Gempa Tektonik Lokal (TL) tidak terasa.
c. 17 Oktober 2017 dari pukul 00:00-06:00 WITA, terekam 38 kali Gempa Vulkanik Dangkal (VB), 99 kali Gempa Vulkanik Dalam (VA), 20 kali Gempa Tektonik Lokal (TL) tidak terasa.

Sehubungan dengan status Awas Gunung Agung, pada hari Senin, 16 Oktober 2017, Badan Geologi telah melakukan rapat koordinasi dengan DPRD, BPBD, Dandim Kabupaten Karangasem sebagai Komandan Tanggap Darurat Bencana Erupsi Gunung Agung, dan BMKG. Badan Geologi memaparkan informasi tentang kondisi terkini Gunung Agung dan bahaya-bahaya yang akan terjadi apabila Gunung Agung Meletus. Pada kesempatan tersebut juga dibahas mengenai kondisi dan situasi 138.600 pengungsi yang tersebar di 389 titik.

Selain itu, PVMBG Badan Geologi Kementerian ESDM juga telah melakukan kegiatan sosialisasi kepada siswa-siswi SMK Negeri 1 Kubu, Kabupaten Karangasem, yang mulai tanggal 22 September 2017 kegiatan belajar mengajarnya sementara dipindahkan di SMK Negeri Tejakula Kabupaten Buleleng yang berada di luar kawasan rawan bencana gunungapi.

Kunjungan ke sekolah ini diharapkan akan meningkatkan pemahaman tentang kondisi terkini dan Peta Kawasan Rawan Bencana Gunungapi Agung. Sosialisasi ini juga bertujuan untuk mewujudkan proses pendidikan berkelanjutan sebagai bekal kesiapsiagaan menghadapi bencana.

Status Gunung Api di Indonesia

Dari 127 Gunungapi Aktif di Indonesia, 69 gunung dipantau secara menerus 24 jam/hari. Status saat ini: 2 gunung api status AWAS/Level 4 (Gunung Sinabung, Sumut dan Gunung Agung, Bali). Sebanyak 18 gunung api Status Waspada/Level 2 (Marapi, Kerinci, Dempo, Anak Krakatau, Semeru, Bromo, Rinjani, Sangeangapi, Rokatenda, Soputan, Lokon, Karangetang, Gamalama, Gamkonara, Ibu, Dukono, Banda Api, dan Lewolotok); Sisanya 49 gunungapi Status Normal/Level 1.

Perkembangan terkini dan informasi lainnya tentang bencana geologi di Indonesia, dapat dipantau melalui aplikasi "MAGMA Indonesia" yang dapat diunduh di Google Play untuk ponsel berbasis Android.

"MAGMA Indonesia" adalah aplikasi yang dibuat oleh Tim PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi) dari Badan Geologi yang bernaung di bawah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia.

Jangan percaya berita-berita HOAX di media sosial tentang perkembangan Gunung Agung. Ikuti selalu perkembangan Gunung Agung melalui sumber berita resmi Pemerintah dan dari media terpercaya.

Informasi dan referensi berita-berita resmi juga dapat dilihat di website Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) serta berita mengenai gunung api dapat dilihat pada tautan: (NA)

https://www.esdm.go.id dan https://magma.vsi.esdm.go.id/press

Bagikan Ini!