Perlu Ditata, Hubungan Industri Penunjang dan Birokrasi

Selasa, 3 April 2007 - Dibaca 7685 kali

Hal tersebut disampaikan Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro ketika melakukan peninjauan ke PT Karti Yasa Sarana di Batu Ampar, Batam, Selasa (3/4) pagi.

"Dengan adanya tata hubungan yang baik, maka tekad untuk meningkatkan kapasitas nasional dapat terwujud," ucap Purnomo.

Pada kesempatan tersebut, Purnomo juga mengucapkan terima kasih atas dukungan industri penunjang pada industri migas dalam negeri. Ia mengharapkan agar industri penunjang migas ini dapat terus dikembangkan. Tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, tetapi juga ekspor.

Dalam kunjungan ke Karti Yasa Sarana yang merupakan pabrikan wellhead migas, Menteri ESDM sangat kagum dan antusias melihat produk yang dihasilkan perusahaan yang mendapat lisensi dari Cameron itu. Terlebih lagi ketika mengetahui bahwa 72% dari produk yang dihasilkan merupakan komponen lokal.

Setelah berkeliling melihat pabrik wellhead yang berdiri sejak 1984 itu, Menteri ESDM juga berkesempatan menandatangani Prasasti Peningkatan Kapasitas PT Karti Yasa Sarana dari 400 unit menjadi 600 unit per tahun.

Selain wellhead, menurut Dirut PT Karti Yasa Sarana Tony Broto Atmodjo, produk lain yang dihasilkan adalah sistem pengaturan aliran (X'mas tree), sistem keselamatan (blowout preventory) dan peralatan sistem pengeboran lainnya, termasuk jasa-jasa perakitan dan testing.

Kunjungan ke PT Karti Yasa Sarana ini juga diikuti oleh sejumlah anggota Komisi VII DPR, jajaran Ditjen Migas Departemen ESDM, staf khusus Menteri ESDM, direksi PT Pertamina dan BP Migas serta peserta Lokakarya Temu Usaha Industri Penunjang Bidang Migas Nasional.

Bagikan Ini!