Pertemuan OPEC-IEA Bahas Peningkatan Kebutuhan Minyak Asia

Senin, 21 Mei 2007 - Dibaca 7251 kali

Pertemuan yang dihadiri oleh Sekretaris Jenderal OPEC dan Direktur Eksekutif IEA serta pejabat-pejabat senior kedua organisasi tersebut, para peneliti dan wakil dari China dan India ini ini membahas secara khusus mengenai proyeksi kebutuhan minyak Asia khususnya China dan India dan tantangan-tantangan yang dihadapi dalam melakukan proyeksi tersebut. Kejelasan mengenai besarnya kebutuhan minyak akan menjadi faktor penting bagi negara-negara produsen minyak dalam melakukan investasi baik disisi hulu maupun hulir minyak.

Pertemuan dibuka oleh Menteri ESDM, Purnomo Yusgiantoro setelah sebelumnya diawali dengan sambutan dari Sekretaris Jenderal OPEC dan Direktur Ekesekutif IEA.
Pada sambutannya, Menteri ESDM menyatakan bahwa kerjasama antara IEA dan OPEC terus berkembang mengingat bahwa kedua organisasi ini mewakili konsumen dan produsen utama minyak dunia.

Sementara itu, Direktur Eksekutif IEA, Claude Mandil mengatakan bahwa topik yang dibahas dalam pertemuan kali ini sangat penting untuk meningkatkan kepastian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi proyeksi kebutuhan minyak Asia. Mr. Mandil mengatakan bahwa dengan mengetahui secara lebih baik tentang perkembangan yang terjadi di Asia termasuk kebutuhan energinya maka proyeksi kebutuhan minyak dunia dapat dilakukan dengan lebih baik karena besarnya kebutuhan minyak Asia sat ini dan di masa-masa mendatang terutama China dan India.

Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Jenderal OPEC, Mr. Abdalla El-Badri, menyatakan bahwa Asia diperkirakan akan mengalami pertumbuhan kebutuhan energi paling tinggi di dunia. Dari proyeksi kebutuhan minyak dunia yang dilakukan OPEC, kebutuhan meningkat dari 84,6 juta barel per hari tahun 2006 menjadi 118 juta barel per hari tahun 2030 yang sebagian besar terjadi di negara berkembang di mana dua per tiganya merupakan negara Asia.

Tingginya kebutuhan minyak ini didorong oleh pesatnya pertumbuhan ekonomi Asia khususnya China (tumbuh 11%), India (9%) dan negara lainnya seperti Indonesia dan Malaysia (sekitar 5%). Menurut El-Badri, OPEC memasok minyak paling besar ke Asia dibandingkan kawasan lainnya di dunia dan akan terus mengambil peran tersebut pada masa-masa mendatang. Mr. El-Badri juga menyatakan bahwa dalam jangka pendek terdapat banyak ketidakpastian dalam besarnya kebutuhan investasi untuk memenuhi kebutuhan minyak dunia termasuk adanya diskriminasi dalam berbagai kebijakan dunia mengenai minyak bumi. Menurut El-Badri, pertemuan ini sangat penting dalam memahami perkembangan ekonomi, kebijakan dan kebutuhan energi di kawasan Asia dalam upaya mengurangi ketidakpastian dalam proyeksi kebutuhan minyak di kawasan ini sehingga investasi yang dilakukan OPEC khususnya di sisi hulu migas dapat memenuhi kebutuhan minyak dalam jangka pendek maupun panjang.

Bagikan Ini!