PPPTMGB “Lemigas” Selenggarakan “Dissemination Seminar of the EPPM Project 1 North Sumatera – Mergui Basin

Jumat, 22 Maret 2013 - Dibaca 1809 kali

PPPTMGB "Lemigas" menyelenggarakan "Dissemination Seminar of the EPPM Project 1 North Sumatera - Mergui Basin di Jakarta pada tanggal 20 Maret 2013. Kegiatan ini merupakan tindak lanjut studi bersama dalam program Enhancing Public Petroleum Management of the CCOP Member Countries (EPPM Program). Acara yang dihadiri oleh KoordinatorEPPM (Simplicio Caluyong), perwakilan pemerintah Norwegia untuk CCOP (Per Blystad) dan perwakilan anggota CCOP lainnya ini dibuka oleh Sekretaris Badan Geologi, Yunus Kusumahbrata, yang bertindak selaku perwakilan CCOP dari pemerintah Indonesia.

Program EPPM didanai oleh Pemerintah Norwegia bagi negara yang tergabung dalam Coordinating Commite for Geoscience Programme in East and South Asia (CCOP). Program yang dilaksanakan sejak Juli 2008 ini bertujuan untuk menciptakan nilai tertinggi bagi masyarakat dari pemanfaatan sumber daya minyak bumi, dalam rangka meningkatkan kualitas hidup masyarakat pada negara-negara anggota CCOP. Untuk pelaksanaan kegiatan teknis, CCOP bermitra dengan Program Internasional Norwegia Petroleum Manajemen dan Administrasi (PETRAD) dan Norwegia Petroleum Directorate (NPD).

Selama empat tahun ini ada tiga proyek yang dilaksanakan EPP Program, yakni Manajemen Sumber Daya Minyak Bumi dengan Fokus pada Gas Alam (P1), Pengembangan Lapangan Gas Alam dan Isu Lngkungan (P2) dan Metadata Sumber Daya Gas Alam di ilayah CCOP (P3).

Penelitian North Sumatera - Mergui Basin (cekungan Sumatera Utama - Mergui) merupakan penelitian manajemen sumber daya minyak bumi dengan fokus gas alam (P1) pada wilayah yang berada di empat negara, yakni Indonesia, Malaysia, Thailand dan Myanmar. Area yang diteliti ada di sekeliling pegunungan Mergui dengan craton Sunda, arch Asahan di bagian Timur, pegunungan Barisan di bagian Selatan, dan punggungan Mergui di bagian Barat.

Tim pelaksana penelitian ini diawaki oleh tim teknis Indonesia, Malaysia dan Thailand. Tim Indonesia terdiri dari para peneliti dari Kelompok Program Penelitian dan Pengembangan Eksploitasi PPPTMGB "Lemigas, sedangkan tim Malaysia ditangani oleh peneliti Petronas dan tim Thailand dilaksanakan oleh peneliti dari Departemen Mineral dan Perminyakan, Kementerian Energi Thailand.

Tim Indonesia bertugas melaksanakan pemetaan menggunakan metode 2D Basin Modelling dan membuat perkiraan potensi hidrokarbon di area penelitian. Peneliti Thailand melaksanakan intepretasi struktural dan rekonstruksi terhadap cekungan Sumatera Utara hingga Mergui, sedangkan para peneliti Malaysia melakukan analisa seismik dan memetakan risiko.

Para peneliti PPPTMGB menyimpulkan bawa cekungan Sumatera Utara-Mergui adalah cekungan yang awalnya muncul pada akhir masa Palegone dan terbentuk pada masa Neogene. Sebanyak lima regional horizon pada cekungan tersebut telah dipetakan dalam 18 lini seismik regional. Tiga lini regional dibentuk berdasarkan 2D Basin Modelling terhadap cekungan. Berdasarkan perhitungan dua lokasi diperkirakan terdapat hidrokarbon sebanyak 5.721,9 BCFG. Diperkirakan hidrokarbon terbentuk dari batu yang berada di bagian selatan area penelitian.

Alur kerja analisa cekungan Sumatera Utara-Mergui yang dilaksanakan Petroleum, Malaysia terdiri dari evaluasi terhadap sejarah evolusi cekungan, analisa struktur, pemetaan strukstur cekungan, analisa sistem perminyakan. Hasil analisa tersebut dipergunakan untuk penentuan pengembangan reservoir, evaluasi pengelolaan dan perhitungan risiko.

Berdasarkan penelitian mereka, area lintas negara pada studi ini masih merupakan area eksplorasi perbatasan dan berisiko. Hasil evaluasi terhadap sebagian besar area tersebut menunjukkan tingkat risiko menengah, sedangkan area berisiko tinggi berada di pusat cekungan yang dalam dan minim data. Studi dalam proyek CCOP-P1 ini memperlihatkan bahwa kerja sama di antara negara bertetangga dapat menurunkan pengelolaan risiko eksplorasi.

Bagi para peneliti Thailand, survei ini menjadi sarana alih teknologi, berbagi pengalaman dan informasi, memperkuat hubungan antara para ahli geologi dan kerja sama penilaian potensi minyak dan gas bumi. (ER)

Bagikan Ini!