Presiden RI : Proyek 35.000 MW Bukan Target, Tapi Kebutuhan

Jumat, 10 Juni 2016 - Dibaca 1544 kali

BANTEN - Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo meminta kepada seluruh jajarannya terutama Kementerian teknis yang membawahinya untuk mempercepat proyek listrik 35.000 MW. Proyek listrik 35.000 MW merupakan sebuah keharusan yang sudah memperhitungkan kebutuhan yang ada.

Kebutuhan listrik masyarakat terus meningkat dan kewajiban pemerintah untuk menyediakannya. Untuk Jawa Bali saat ini hingga 2019 untuk mendukung aktifitas masyarakat dan pertumbuhan ekonomi membutuhkan pasokan listrik 21.000 MW. "Saya ngotot proyek 35.000 MW diseluruh Indonesia ini harus dipercepat, harus segera dikerjakan karena kalau kita liat malam hari dari atas Indonesia banyak wilayah-wilayah yang masih gelap, artinya masih banyak yang masih membutuhkan listrik," ujar Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo.

Tanpa listrik anak anak kesulitan untuk belajar dan industri kecil akan berhenti."Kita tidak mau kalah dengan Negara lain. Negara lain terang benderang, Indonesia juga terang benderang. Dan saya sudah perintahkan Menteri ESDM, tahun ini, listrik-listrik masuk ke desa-desa yang belum terlistriki,"lanjut Jokowi.

Jokowi menambahkan, listrik juga diperlukan kalangan investor dan jika listriknya tidak mencukupi maka investor enggan untuk menanamkan investasinya dan akhirnya menanamkan investasinya ke Negara lain. "Jadi betapa pentingnya yang namanya listrik. 35.000 MW itu bukan target tapi kebutuhan dan jika ini tidak terealisasi daerah-daerah akan byar pet - byar pet," sambung jokowi lagi.

Program 35.000 MW yang saat ini sedang bergulir dilaksanakan, pemerintah mentargetkan sebesar 8.800 MW dihasilkan dari energi baru terbarukan. Program ini diperkirakan akan dapat memenuhi kebutuhan listrik bagi masyarakat maupun insvestor. (SF)

Bagikan Ini!