PVMBG Sampaikan Potensi Kebencanaan Gerakan Tanah Sebagai Upaya Mitigasi Bencana Geologi

Rabu, 11 Oktober 2017 - Dibaca 1776 kali

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) c.q Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi, telah menerbitkan Peta Zona Kerentanan Gerakan Tanah Indonesia yang dapat menjadi acuan informasi kebencanaan geologi. Diharapkan dengan hadirnya peta tersebut bisa meminimalisir dampak/kerugian yang terjadi dari bencana geologi.

Plt. Kepala Badan Geologi Rida Mulyana yang mewakili Menteri ESDM pada acara Sosialisasi Potensi Kebencanaan Gerakan Tanah di Indonesia di Auditorium Geologi Bandung, Rabu (11/10), menyampaikan bahwa Badan Geologi sebagai lembaga pemerintah memiliki kewajiban untuk menyampaikan potensi kebencanaan kepada masyarakat yang tinggal di wilayah rawan bencana. Hal ini sebagai upaya mitigasi bencana.

"Tugas pemerintah adalah mensosialisasikan secara rutin ke masyarakat hal-hal yang setiap saat bisa mengancam jiwa. Sosialisasi langsung ke masyarakat juga harus dilakukan secara rutin terutama yang berpotensi tinggi, dan harus ada jejaring antar lembaga terkait karena selama ini belum optimal dalam penyampaian informasi kepada masyarakat", ungkap Rida saat membuka acara sosialisasi yang dihadiri oleh perwakilan daerah dan para akademisi.

Rida juga mengungkapkan perlunya keterlibatan para akademisi dalam penyebaran informasi mengenai kebencanaan ini. "Perguruan Tinggi seharusnya lebih dilibatkan dalam hal penyampaian informasi kepada masyarakat karena sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam hal pengabdian masyarakat," demikian ditegaskan Rida.

Lebih lanjut, Kepala Bidang Mitigasi Gerakan Tanah PVBMG Badan Geologi KESDM Agus Budianto memaparkan hingga Oktober 2017 telah terjadi 845 kejadian gerakan tanah di seluruh wilayah Indonesia, yang paling banyak terjadi di Provinsi Jawa Barat dengan total 154 kejadian.

"Dalam kurun waktu 2005-2016 tercatat sekitar 1.887 kejadian gerakan tanah yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia mengakibatkan korban jiwa mencapai 3.224 orang", jelas Agus.

Badan Geologi juga telah melakukan upaya mitigasi untuk mengurangi risiko bencana. Misal sebelum terjadi bencana dilakukan penelitian dan pemetaan potensi bahaya yang ditindaklanjuti dengan pemantauan untuk dapat memberikan peringatan dini sehingga semua pihak dapat melakukan kesiapsiagaan guna mengurangi atau meniadakan dampak yang ditimbulkan akibat kejadian alam.

Laporan aktivitas kegeologian terkait bencana juga secara rutin disampaikan Menteri ESDM Ignasius Jonan kepada pemerintah daerah pada awal bulan. Laporan ini hendaknya menjadi perhatian dan dapat ditindaklanjuti.

Selain pembuatan peta-peta kebencanaan geologi, Badan Geologi juga menghadirkan aplikasi MAGMA (Multiplatform Application for Geohazard Mitigation and Assessment in Indonesia) Indonesia, yang secara real time menginformasikan kebencanaan geologi terintegrasi (gunung api, gempa bumi, tsunami, dan gerakan tanah) berikut rekomendasinya. Aplikasi MAGMA Indonesia adalah aplikasi mobile pertama di dunia yang menyajikan informasi resmi kebencanaan geologi terintegrasi dalam satu jendela dan dapat diakses secara real-time dan sudah dapat diakses di playstore android.

Bagikan Ini!