Rekomendasi Tim Reformasi Tata Kelola Migas Mengenai Kebijakan BBM
Minggu, 21 Desember 2014 - Dibaca 2751 kali
JAKARTA - Tim Reformasi Tata Kelola Mnyak Dan Gas Bumi, siang ini Minggu (21/12/2014) mengeluarkan rekomendasi terkait Kebijakan bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia khususnya untuk BBM Bersubsdi. Berikut dibawah ini rekomendasi terkait dengan kebijakan subsidi dan perhitungan harga patokan BBM :
- Menghentikan impor RON 88 dan Gasoil 0,35% sulfur dan menggantikannya masing-masing dengan impor Mogas 92 dan Gasoil 0,25% sulfur.
- Produksi minyak solar oleh kilang di dalam negeri ditingkatkan kualitasnya sehingga setara dengan Gasoil 0,25% sulfur.
- Mengalihkan produksi kilang domestik dari bensin RON 88 menjadi bensin RON 92.Dengan kebijakan di atas, maka :
- Formula perhitungan harga patokan menjadi lebih sederhana, yakni
- Harga MOPSMogas 92 + ? untuk bensin dengan RON92, dan
- Harga MOPSGasoil 0,25% sulfur + ? untuk miyak solar;
- Benchmark yang digunakan dalam menghitung HIP menjadi lebih sesuai dengan dinamika pasar;
- Dalam jangka pendek, impor Mogas 92 akan meningkat namun disertai penurunan impor RON 88. Dampak keseluruhannya, terutama dalam jangka panjang, diperkirakan bakal positif.
- Peningkatan produksi RON 92 bisa dilakukan dengan menambahkan MTBE (Methyl Tertiary Butyl Ether) pada Pertamax Off untuk mengurangi kadar aromatic yang dihasilkan oleh kilang-kilang minyak Pertamina saat ini
- Besaran subsidi bensin (RON92) bersifat tetap, misalnya Rp. 500,- per liter.
- Memerhatikan kebutuhan minyak solar untuk transportasi publik dan angkutan barang untuk kepentingan umum, kebijakan subsidi untuk minyak solar dapat menggunakan pola penetapan harga yang berlaku sekarang.
- Pilihan kebijakan terkait dengan pengalihan produksi kilang domestik sehingga seluruhnya dapat memproduksi bensin RON 92:
- Dilakukan pembaruan kilang domestik sehingga produksi Bensin RON 88 dapat digantikan dengan Bensin RON 92, dengan masa transisi selama waktu tertentu.
- Pengelolaan fasilitas kilang TPPI diserahkan sepenuhnya kepada Pertamina untuk memungkinkan peningkatan produksi bensin RON 92 dapat dilakukan maksimal.
- Selama masa transisi, produk RON 88 yang diproduksi dipasarkan di wilayah sekitar lokasi kilang atau diserahkan kepada kebijakan Pertamina
- Besaran subsidi per liter untuk RON 88 lebih kecil dari subsidi untuk Mogas 92;
- Fasilitasi pemerintah untuk mempercepat pembaruan dan perluasan fasilitas kilang
- Harga patokan Bensin RON 88 yang digunakan menggunakan HIP dengan formula perhitungan yang berlaku saat ini. (SF)
Bagikan Ini!