Saatnya Lepas Ketergantungan Pada BBM
JAKARTA - Brasil, Argentina dan Chili, negara-negara berkembang di Amerika Latin, kini kian masif dengan penggunaan BBN (Bahan Bakar Nabati) untuk mengurangi ketergantungan terhadap Bahan Bakar Minyak (BBM). Industri nasional seperti mobil, pesawat, senjata dan pertanian di negara-negara tersebut juga semakin berkembang pesat.
"Brasil tidak mensubsidi BBM-nya, sehingga bahan bakar alternatif berkembang pesat, bahkan sekarang Brasil menjadi 'negara idola' disamping Rusia, India, Cina dan Korea (BRICK)," ujar Wakil Menteri ESDM, Widjajono Partowidagdo di Jakarta (20/03/2012).
Widjajono menambahkan, Brasil saat ini sudah menguasai teknologi migas lepas pantai disamping cadangan dan produksi minyaknya yang meningkat pesat. Petrobras juga tumbuh menjadi sebuah perusahaan migas terpandang di Dunia.
Begitu pula halnya yang terjadi di India, Pakistan, Cina dan Vietnam. Tidak ada subsidi BBM di negara-negara tersebut, namun transportasi umum disubsidi sehingga nyaman dan industri nasionalnya meningkat pesat. Cina menggunakan gas dan listrik untuk transporasi umum, sementara sepeda motor menggunakan listrik.
Widjajono menjelaskan, BBM murah diterapkan di negara-negara yang cadangan minyaknya melimpah seperti Arab Saudi, Irak, Lybia dan Venezuela. Bahkan harga bensin di Iran ($ 0,67/l) yang cadangan minyaknya 138 milyar barel lebih mahal dari di Indonesia sekarang ($ 0,59/l) yang cadangan minyaknya hanya 3,7 milyar barel karena mereka mengutamakan gas untuk transportasi, rumah tangga dan listrik. Iran mempunyai cadangan terbukti gas nomor dua di dunia yaitu 982 TCF, sesudah Rusia. Sedangkan cadangan terbukti gas Indonesia adalah 112 TCF. (KO)
Bagikan Ini!