Sektor Hulu Migas Bukukan Penerimaan Negara US$34,4 miliar

Minggu, 18 Desember 2011 - Dibaca 3353 kali

JAKARTA - Industri Hulu Minyak dan Gas Bumi berhasil membukukan penerimaan Negara sebesar US$34,4 miliar kedalam kas Negara pada tahun 2011. Besaran penerimaan Negara dari sektor hulu migas pada tahun ini lebih tinggi 29.8% dibandingkan pencapaian penerimaan Negara tahun lalu sebesar US$26,5 miliar.Penerimaan negara yang berhasil dibukukan oleh Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BPMIGAS) tersebut lebih tinggi 6 persen dari target yang ditetapkan dalam APBN. "Kami berkomitmen untuk dapat memenuhi target penerimaan Negara sesuai yang di tetapkan oleh Pemerintah sebagai upaya kami memberikan kontribusi bagi pembangunan dan pertumbuhan ekonomi Indonesia," kata Kepala BPMIGAS R. Priyono kepada wartawan di Jakarta, Jumat, 16 Desember 2011.Produksi minyak dan gas bumi nasional pada tahun ini berhasil mencapai 2,4 juta barel setara minyak per hari (barrels oil equivalent) terdiri dari produksi minyak sebesar 903.441 barel per hari dan produksi gas sebesar 1,5 juta barel setara minyak. Pencapaian ini hampir setara tahun 2010 dimana produksi minyak dan gas bumi nasional tercatat sebesar 2,5 juta barel setara minyak per hari terdiri dari produksi minyak sebesar 944.898 barel per hari dan produksi gas sebesar 1,58 juta barel setara minyak per hari. Produksi minyak dan gas bumi nasional tahun 2011 sebesar 2,4 juta barel per hari lebih tinggi dibandingkan dengan produksi tahun 2009 yang hanya sebesar 2,3 juta barel setara minyak per hari.BPMIGAS memberikan apresiasi kepada sejumlah Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang berhasil mencapai target produksi minyak 2011 antara lain Hess (Indonesia Pangkah) Ltd mencapai produksi minyak sebesar 4.712 barel per hari, lebih tinggi 1.182 barel per hari dari target. Kemudian PHE-ONWJ mencapai produksi sebesar 32.119 barel per hari, lebih tinggi 1.119 barel per hari dari target. Disusul Medco EP Indonesia (S&C Sumatera) mencapai produksi sebesar 7.572 barel per hari lebih tinggi 912 barel per hari dari target yang ditetapkan.Sebaliknya BPMIGAS memberikan peringatan kepada sejumlah KKKS yang belum mencapai target produksi antara lain Total E&P Indonesie hanya mampu mencapai produksi minyak sebesar 82.232 barel per hari, lebih rendah 9.768 barel per hari dari target 92.000 barel per hari. Kemudian Pertamina EP hanya mampu mencapai produksi sebesar 123.518 barel per hari, lebih rendah 8,482 barel per hari dari target sebesar 132.000 barel per hari. Disusul CNOOC SES yang hanya mampu memproduksi minyak sebesar 34.690 barel per hari, lebih rendah 5.310 barel per hari dari target produksi 40.000 barel per hari dan PHE West Madura Offshore hanya mencapai produksi 13.796 barel per hari, lebih rendah 4.204 barel per hari dari target sebesar 18.000 barel per hari.Berdasarkan kondisi yang ada di lapangan sepanjang yang dihadapi KKKS sepanjang tahun 2011, terdapat sejumlah kendala eksternal dihadapi oleh BPMIGAS dalam mengejar target produksi minyak dan gas yang ditetapkan oleh Pemerintah.Total kendala eksternal yang merupakan gangguan non teknis tersebut mencapai 1.234 kasus, sebagian besar berada diluar kemampuan BPMIGAS dan lintas sektoral antara lain pencurian peralatan migas yang mencapai 648 kasus, kemudian gangguan operasi non teknis seperti unjuk rasa, sabotase, penghentian kegiatan, ancaman dan lainnya mencapai 586 kasus.Angka gangguan non teknis yang mencapai 1.234 kasus, lebih tinggi dari tahun lalu yang mencapai 756 kasus terdiri dari pencurian peralatan migas sebesar 493 kasus dan gangguan non teknis operasional migas lainnya mencapai 263 kasus.Sementara gangguan non teknis lainnya yang membuat potensi produksi menjadi terkendala adalah cuaca buruk yang membuat pengentalan minyak di pipa milik PT Chevron Pacific Indonesia, tidak jelasnya perpanjangan kontrak blok West Madura Offshore, Kebakaran FSO Lentera Bangsa milik PT Trada Maritim Tbk, gangguan Hose / Riser di Kangean Energy, Star Energy dan Camar Resources karena cuaca.Sementara kendala teknis yang dihadapi BPMIGAS antara lain Kerusakan pipa lifting dan kompressor di Lapangan Udang Alfa dan Bravo dan problem lifting Sumur BN-18 di lapangan Bunyu yang dikelola Pertamina EP. Kemudian Total E&P Indonesia mengalami gangguan teknis berupa kerusakan kompresor dibeberapa lapangan dan belum kembalinya produksi normal Lap. Tunu setelah major maintenance di Bulan Juni-July 2011.Meskipun menghadapi banyak kendala, dari sisi operasional BPMIGAS berhasil melampaui target pengeboran eksploitasi pada tahun ini yang mencapai 970 pengeboran sumur eksploitasi dari target 895 pengeboran sumur eksploitasi atau lebih tinggi.Pada tahun 2011 terdapat tambahan beberapa Wilayah Kerja minyak dan gas bumi yang baru ditandatangani. Sehingga total jumlah Wilayah Kerja minyak dan gas bumi pada tahun ini mencapai 275 Wilayah Kerja terdiri dari Wilayah Kerja Produksi aktif mencapai 72 Wilayah Kerja dan Wilayah Kerja Eksplorasi sebanyak 203 Wilayah Kerja.Dari total jumlah Wilayah Kerja Eksplorasi sebanyak 203 Wilayah Kerja, sebanyak 10 Wilayah Kerja Migas dalam proses terminasi. Sisanya sebanyak 39 Wilayah Kerja Eksplorasi merupakan Wilayah Kerja Gas Metana Batubara (Coal Bed Methane) dan sisanya Wilayah Eksplorasi aktif sebanyak 154 Wilayah Kerja minyak dan gas bumi. Sumber : BP Migas

Bagikan Ini!