Tahun 2011, Alokasi Gas Bumi Meningkat Mencapai 58%

Senin, 21 November 2011 - Dibaca 2106 kali

JAKARTA - Alokasi gas bumi tahun 2011 untuk domestik meningkat menjadi 58% lebih besar dari tahun sebelumnya yang hanya mencapai 52%. Alokasi domestik tersebut diperuntukkan bagi peningkatan produksi migas, pupuk, listrik, industri lain, gas kota dan BBG transportasi. Untuk mengoptimalkan distribusi, saat ini sedang dibangun FSRU di Jawa Barat, Sumatera Utara dan Jawa Tengah."Tambahan alokasi gas bumi untuk domestik tersebut diperuntukkan bagi peningkatan produksi, pupuk, listrik, industri lain, gas kota dan BBG transportasi," ujar Menteri ESDM, Jero Wacik dalam Rapat Kerja dengan Komisi VII DPR RI, Senin (21/11/2011).Untuk mendukung alokasi gas domestik, Pemerintah juga saat ini sedang membangun Floating Receiving Regassification Unit (FSRU) yang berlokasi di Sumatera Utara, Jawa Barat dan Jawa Tengah, lanjut Menteri.Guna mendukung kebijakan pemenuhan kebutuhan gas domestik tersebut, Pemerintah telah mengeluarkan Permen ESDM No. 03/2010 Tentang Alokasi Dan Pemanfaatan Gas Bumi tentang alokasi pemanfaatan gas bumi untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri dan Kepmen ESDM No. 2763.K/12/MEM/2011 tentang tambahan tlokasi gas untuk pembangkit listrik 2011. inilah dasar kami memberikan gas kepada PLN, pabrik pupuk karena disitulah akan terjadi penurunan biaya pokok produksi, ujar MenteriSelain itu, Pemerintah akan mengoptimalkan pemanfaatan infrastruktur gas untuk peningkatan pasokan dalam negeri dengan melakukan langkah-langkah antara lain, swap penyaluran gas Lapangan Gajah Baru dengan ConocoPhillips Koridor pada kontrak penyaluran gas ke Singapura, sehingga tambahan produksi gas dari Lapangan Gajah Baru dapat digunakan di dalam negeri dan memanfaatkan produksi LNG Badak dan Tangguh melalui FSRU Jawa Barat dan Sumatera Utara.Pemerintah akan terus mengoptimalkan pemenuhan kebutuhan gas domestik,alokasi pemenuhan kebutuhan gas domestik tahun 2011 ini meningkat dari tahun sebelumnya (2010) yaitu realisasi pasokan gas untuk domestik sebanyak 4.342,71 BBTUD atau sekitar 50,18 persen. Sementara gas untuk ekspor sebanyak 4.311,58 BBTUD atau 49,82 persen. (SF)

Bagikan Ini!