Target 5,25 Juta Hektar Lahan BBN Optimis Tercapai

Senin, 23 Juli 2007 - Dibaca 5261 kali

Penegasan itu disampaikan Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro pada jumpa pers Biofuel Expedition 2007 di Lobby Departemen ESDM, Senin (23/7).

Insentif untuk mendukung pengembangan bahan bakar nabati, lanjut Purnomo, akan digalakkan. Formulanya kini masih dalam penggodokan Timnas BBN.

Program pengembangan bahan bakar nabati yang dilakukan pemerintah, tambah Ketua Timnas BBN Alhilal Hamdi, telah mendorong naiknya harga bahan baku bahan bakar nabati seperti singkong dan aren. Kondisi ini tentu saja memberikan keuntungan bagi para petani.

"Sebagai contoh di Lampung, dulu sangat sulit singkong dapat mencapai harga Rp 150 per kilogram. Tapi saat ini, susah mencari singkong di bawah harga Rp 300 per kilogram. Pengembangan bahan bakar nabati mendorong petani memperbaiki budidaya dan varietas serta merawat perkebunannya sehingga produksi semakin meningkat dan manfaat atau keuntungan dapat dinikmati industri pertanian," katanya.

Mengenai kekhawatiran pengembangan bahan bakar nabati dari kelapa sawit akan mempengaruhi harga minyak goreng, Alhilal membantahnya. Menurutnya, pemakaian CPO untuk bahan bakar nabati hanya sedikit. Suplai CPO Indonesia saat ini, 5 kali kebutuhan minyak goreng.

Kepala BPPT Said D. Jenie menambahkan, BPPT saat ini masih melakukan penelitian dan pengkajian 60 jenis bahan baku untuk bahan bakar nabati serta penggunaannya untuk otomotif.

Bagikan Ini!