Terima Delegasi S&P, Menteri ESDM Jelaskan Reformasi Di Bidang Energi

Rabu, 11 Mei 2016 - Dibaca 1705 kali

JAKARTA - Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral, Sudirman Said menerima kunjungan delegasi Lembaga Pemeringkat Standard & Poors (SP) di Kantor Kementerian ESDM, Rabu (11/5). Kunjungan Delegasi S&P dimaksudkan untuk menggali informasi lebih rinci tentang upaya perbaikan tata kelola di Sektor ESDM. Dari hasil pertemuan tersebut, diharapkan peringkat investasi Indonesia naik dari BB+ dengan positive outlook menjadi BBB- investment grade.

Kunjungan Delegasi S&P merupakan tindak lanjut arahan Presiden Joko Widodo agar Menteri terkait menerima secara langsung Delegasi S&P, tanpa diwakilkan. Dalam kesempatan tersebut Menteri ESDM, Sudirman Said menyampaikan capaian signifikan reformasi di Kementerian ESDM, antara lain :

  1. Penetapan kebijakan yang dapat diterima dan dilaksanakan oleh masyarakat dan pelaku ekonomi.
  2. Pemangkasan 60% prosedur perizinan dan penyerahan perizinann ke PTSP di BKPM.
  3. Pengaturan subsidi BBM dengan mempertimbangkan harga keekonomian minyak dan kemampuan beli masyarakat untuk menghindari keresahan masyarakat dan kenaikan harga bahan pokok pada saat puasa, lebaran dan musim liburan.
  4. Perubahan paradigma pengelolaan energi dari yang semula sebagai komoditi yang dijual semata-mata untuk sumber utama penerimaan negara, ke cara pandang energi sebagai motor penggerak perekonomian negara.
  5. Prinsip "sustainable partnership" yang memberikan manfaat yang berkesinambungan baik bagi negara maupun investor.
  6. Penyediaan DKE untuk mendorong pemanfaatan EBT dan meningkatkan infrastruktur energi.
  7. Konsistensi pada kebijakan peningkatan nilai tambah mineral di dalam negeri.
Pemerintah memperkirakan jika peringkat Indonesia mengalami peningkatan dari BB+ positive outlook menjadi BBB- investment grade, maka akan banyak investor yang akan masuk ke instrumen keuangan yang ditawarkan Indonesia, baik di goverment bond, maupun saham. Arus investasi yang akan membanjiri perekonomian Indonesia akan berasal dari investor sektor riil yang melalui Badan Koordinasi Penanaman Modal, dan investor sektor keuangan melalui portofolio.

Rating Indonesia akan terus mengalami peningkatan, jika pemerintah berkomitmen untuk terus melakukan reformasi dibanyak sektor. Kebijakan mereformasi subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan salah satu faktor yang meningkatkan rating investasi Indonesia menjadi BB+ positive outlook dari sebelumnya BB+ stable outlook. (SF)

Bagikan Ini!