Tinjau Langsung Daerah Terdampak Erupsi Gunungapi Semeru, Badan Geologi akan Perbarui Peta Kawasan Rawan Bencana

Selasa, 7 Desember 2021 - Dibaca 829 kali

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

REPUBLIK INDONESIA

SIARAN PERS

NOMOR: 441.Pers/04/SJI/2021

Tanggal: 7 Desember 2021

Tinjau Langsung Daerah Terdampak Erupsi Gunungapi Semeru, Badan Geologi akan Perbarui Peta Kawasan Rawan Bencana

Badan Geologi Kementerian ESDM terus memantau perkembangan aktivitas Gunungapi Semeru pascaerupsi pada Sabtu (4/12) lalu. Pemantauan dilakukan selama 24 jam setiap harinya dan selalu segera dilaporkan apabila ada perubahan berdasarkan data seismik dan pengamatan visual. Sejak tengah malam tadi, telah terjadi 3 kali Awan Panas Guguran (APG) dengan jarak luncur sekitar 3 kilometer (km).

"Gunung Semeru pada hari ini, dari pukul 00.00 sampai sore ini (17.30 WIB) telah terjadi APG sebanyak 3 kali dengan jarak luncur lebih kurang 3 km dari puncak gunungapi. Ini juga disertai gempa-gempa permukaan," jelas Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Andiani pada Konferensi Pers Update Erupsi Gunungapi Semeru dari Lokasi Bencana, Selasa (7/12).

Andiani beserta tim juga telah mengunjungi daerah terdampak, khususnya daerah Besuk Kobokan yang merupakan daerah aliran APG pada erupsi Sabtu lalu. Kunjungan tersebut dilakukan untuk memetakan material pascaerupsi untuk dijadikan dasar dalam memperbarui peta Kawasan Rawan Bencana (KRB) Gunungapi Semeru.

"Kami tadi melakukan kunjungan ke lapangan, terutama daerah Besuk Kobokan yang merupakan daerah aliran APG kemarin. Tujuannya adalah untuk melakukan orientasi. Ada upaya kami untuk meng-update peta KRB Gunungapi Semeru yang sudah ada, sehingga kita mengetahui apakah ada perubahan. Dari material yang ada sekarang ini akan kami petakan dan dijadikan dasar untuk memperbarui peta KRB Gunungapi Semeru. Harapan kami peta terbaru ini yang digunakan sebagai acuan oleh Pemerintah Daerah dan stakeholder yang memiliki kepentingan dalam perkembangan wilayah Semeru," imbuh Andiani.

Peta KRB ini didasarkan pada hasil pemetaan di lapangan, yakni pemetaan batuan produk erupsi gunungapi tersebut. Material yang dipetakan dapat menjadi dasar untuk menentukan sejauh mana dan wilayah mana saja yang terancam oleh erupsi gunungapi tersebut.

"Peta KRB bersifat dinamis, maka dari itu perlu kita lakukan pemetaan kembali. Updating ini dalam rangka untuk menghaluskan, karena peta kami saat ini masih di skala 1:50.000, kami ingin membuat lagi di skala 1:25.000 sehingga ini nanti akan lebih detail untuk acuan ke depannya. Kalau ada hasil pemetaan baru, akan kami sampaikan ke Pemerintah Daerah," paparnya.

Di samping memperbarui peta KRB, Badan Geologi juga tengah menjajaki teknologi guna menghitung volume material yang berada di puncak Gunungapi Semeru. Teknologi yang tepat diperlukan karena karakteristik setiap gunung dan kondisi alam setempat yang berbeda-beda.

"Perlu juga nanti ke depan juga akan menghitung volume material di atas, sambil kita saat ini menjajaki dan melihat teknologi yang paling pas untuk Gunungapi Semeru ini seperti apa, karena tipikal setiap gunung berbeda-beda. Kita sesuaikan dengan kondisi alam setempat. Untuk memudahkan juga di dalam pengoperasiannya nanti," tutur Sekretaris Badan Geologi Ediar Usman.

Saat ini masyarakat masih tetap diimbau untuk menghindari zona rawan bencana, yakni pada radius 1 km dari puncak dan 5 km dari bukaan kawah di arah selatan dan tenggara. Selain itu diimbau pula untuk menghindari daerah yang terdampak APG dan daerah sungai yang berhulu di puncak Gunungapi Semeru, karena masih terdapat potensi terjadinya APG dan banjir lahar dingin.

Informasi terkini dan peta KRB Gunungapi Semeru dapat diakses melalui aplikasi/website MAGMA Indonesia (magma.vsi.esdm.go.id), website resmi PVMBG (vsi.esdm.go.id), dan media sosial PVMBG (Facebook, Twitter, dan Instagram pvmbg_). (DKD)

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama

Agung Pribadi (08112213555)

Bagikan Ini!