Dirjen EBTKE Resmikan PLT Biogas Berbasis Limbah Cair Kelapa Sawit

Sabtu, 23 Januari 2016 - Dibaca 1990 kali
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
REPUBLIK INDONESIA

SIARAN PERS
NOMOR: 00005.Pers/04/SJI/2016
Tanggal: 23 Januari 2016

Dirjen EBTKE Resmikan PLT Biogas Berbasis Limbah Cair Kelapa Sawit (POME) Asian Agri
Dalam rangka mempercepat pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT), Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE), Rida Mulyana hari ini, Sabtu (23/1) meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg) Berbasis Limbah Cair Kelapa Sawit (POME) kapasitas 2 MW Asian Agri (saat ini beroperasi 1,4 MW) di Ukui, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau. Acara peresmian ini dihadiri juga oleh Unsur Muspida Provinsi Riau dan Kabupaten Pelalawan serta tokoh masyarakat dan perwakilan kelompok tani, instansi terkait serta media lokal maupun media nasional.

Pembangunan PLTBg ini merupakan salah satu bentuk pemanfaatan potensi limbah pertanian yang tersebar di seluruh Propinsi di Indonesia yang dapat menjadi solusi bagi daerah-daerah yang sampai saat ini masih belum mendapat akses listrik PLN dan tidak memungkinkan untuk ditarik jaringan listrik PLN. Selain itu, PLTBg berbasis limbah cair sawit ini memiliki beberapa kelebihan, antara lain dapat beroperasi 24 jam; stabil, dapat diandalkan dan tidak dipengaruhi faktor cuaca; ramah lingkungan; limbah padat dari pabrik kelapa sawit dapat dijadikan pupuk; listrik yang dihasilkan dari biogas ini relatif murah dibandingkan dengan teknologi listrik berbasis BBM (genset diesel atau PLTD).

Propinsi Riau merupakan daerah yang dikenal sebagai propinsi penghasil energi terbesar di Indonesia, meliputi minyak bumi, gas bumi dan kelapa sawit. Memasuki tahun 2016, Propinsi Riau memiliki ratio elektrifikasi sebesar 66,87 %, sedangkan Kabupaten Pelalawan sebesar 62,98%. Saat ini, Indonesia memiliki luas kebun sawit terbesar di dunia yaitu 9,27 juta hektar, bahkan melebihi luas sawah yaitu 8,03 juta hektar.

Menurut data Badan Pusat Statistik pada tahun 2013 luas lahan perkebunan kelapa sawit di Riau mencapai 2,2 juta ha dan berpotensi menghasilkan 6,5 juta ton minyak sawit per tahun dengan limbah cair 16,25 juta m3 limbah cair. Jika dimaksimalkan pengolahannya, limbah cair sawit tersebut berpotensi menghasilkan 90 MW listrik, mampu mengurangi emisi sebesar 568 ribu ton CO2 per tahun.

"Di samping itu, upaya pemanfaatan limbah cair kelapa sawit menjadi energi adalah bentuk optimalisasi waste to energy yang merupakan salah satu langkah kontribusi Indonesia dalam menurunkan Emisi GRK dunia sebesar 29% pada tahun 2030", ungkap Dirjen EBTKE dalam sambutannya. Sepanjang tahun 2013 - 2014 Ditjen EBTKE telah melakukan pembangunan 3 pilot project PLTBg POME yaitu PLTBg Pagar Merbau dan Kwala Sawit di Sumatera Utara yang on grid ke jaringan PLN, serta PLTBg POME Rokan Hulu yang beroperasi secara off grid dan telah melistriki hingga lebih dari 2000 rumah tangga.

Ketiganya masih beroperasi hingga saat ini. Pembangunan pilot project tersebut diharapkan dapat menginspirasi pihak-pihak lain terutama swasta untuk berinvestasi dalam pengembangan waste to energy.

Terkait upaya percepatan pengembangan EBT, Kementerian ESDM telah melakukan berbagai hal, antara lain melalui pembangunan infrastruktur listrik dan menetapkan harga pembelian tenaga listrik yang menarik dari pembangkit listrik berbasis EBT yang diharapkan dapat mendorong Badan Usaha berperan aktif pada investasi di bidang pembangkitan EBT. Tujuannya adalah meningkatkan akses masyarakat di wilayah yang belum terlistriki dan penyediaan energi bersih untuk memenuhi kebutuhan energi nasional.

Sebelumnya, Asian Agri telah membangun 5 (lima) unit PLT Biogas dengan total kapasitas 10 (sepuluh) MW antara lain 2 (dua) unit di Asahan Sumatera Utara, 2 (dua) unit di Ukui Riau dan 1 (satu) unit di Jambi. Pabrik kelapa sawit dengan kapasitas 60 ton/jam dapat menghasilkan listrik sebesar 2 MW dan mengalirkan listrik hingga 2.000 rumah. Selanjutnya, PT. Asian Agri menargetkan untuk membangun hingga 20 (dua puluh) unit PLTBg pada tahun 2025.


Plt. Kepala Pusat Komunikasi Publik


Hufron Asrofi

Bagikan Ini!