Komisi VII DPR RI dan Pemerintah Sepakat Tingkatkan Subsidi BBN
JAKARTA - Pengembangan bioenergi merupakan salah satu agenda utama pengembangan energi baru dan energi terbarukan di Indonesia. Melalui pemanfaatan teknologi bioenergi, Indonesia tidak hanya dapat meningkatkan ketahanan energinya, namun juga mempunyai kesempatan yang besar di dalam memberikan kontribusi terhadap penyediaan energi bersih kepada masyarakat dunia. Indonesia memiliki tidak kurang dari 50 jenis tanaman yang potensial untuk menghasilkan bahan baku BBN dan untuk meningkatkan pemanfaatan BBN Pemerintah memberikan insentif dan disinsentif."Energi fosil adalah energi yang nantinya pasti akan habis dan hal tersebut bisa di perlambat dengan beberapa program, salah satunya diversifikasi," ujar Menteri Koordinator Perekonomian, Hatta Rajasa selaku Menteri ESDM Ad Interim dalam Rapat Kerja dengan Komisi VII DPR RI, Senin (20/9) kemarin.Menurut Hatta, pengembangan BBN (down stream) perlu di pertimbangan agar tidak berkompetisi dengan sektor makanan (food), pelajaran dari negara lain ketika Amerika mendorong BBN maka harga pangan melonjak tajam.Saat ini lanjut Beliau, BBN di Indonesia masih terfokus kepada tebu dan sawit. Untuk meningkatkan hal ini Pemerintah mengeluarkan insentif dan disinsentif untuk palm oil serta subsidi dan pemberian tax allowance bagi industri hilir BBN di dalam negeri. Apabila di jual ke luar akan dikenakan bea keluaran namun sebaliknya jika digunakan di dalam negeri. Hal lainnya adalah masih terdapat gap antara Mops dengan biaya produksi BBN sehingga perlu tambahan berupa subsidi harga."Dengan adanya beberapa kebijakan tersebut dan adanya mandatory kami yakin ke depan penggunaan BBN akan semakin meningkat," tegas Hatta.Pemberian besaran subsidi BBN ditentukan berdasarkan selisih antara harga minyak dan BBN. Sehingga diusulkan agar ditambahkan catatan atau kesimpulan bahwa ketika harga minyak dan seilisih antara harga minyak dan BBN turun maka dapat menambah volume BBN yang ditetapkan saat ini.Komisi VII DPR RI dan Pemerintah Sepakat untuk memberikan tambahan subsidi untuk BBN lebih tinggi daripada harga BBM, Subsidi untuk Biodiesel sebesar Rp. 3000 per liter dengan volume sebesar 694,44 Kl atau setara dengan Rp. 2.083 milyar dan untuk Bioethanol sebesar Rp. 3.500 per liter dengan jumlah volume sebesar 244,11 ribu KL atau setara dengan Rp. 854,39 milyar. (CK/AR24K)
Bagikan Ini!