Mengupas Sinergi Kearifan Lokal dan Teknologi dalam Temu Netizen ke-10 #MAHAGURUMERAPI

Sabtu, 25 Agustus 2018 - Dibaca 2277 kali

YOGYAKARTA - Pertemuan netizen pengikut akun media sosial Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) kembali dihelat, kali ini di Yogyakarta, Jumat (24/8). Menghadirkan narasumber penyelidik bumi senior BPPTKG Subandriyo, sutradara film dokumenter "Mahaguru Merapi", Ilman Hidayat dan kepala dukuh warga terdampak letusan Merapi, Totok Hartanto, mengupas tuntas sinergi kearifan lokal dengan teknologi dalam upaya mitigasi bencana geologi, pengelolaan pasca bencana Merapi tahun 2010.

Berbeda dengan gunung api lainnya, Gunung Merapi dengan ketinggian 2.930 meter dpl ini memang dikenal sebagai salah satu gunung api yang paling sering mengalami erupsi. Terakhir, erupsi 5 November 2010 meluluhlantakkan puncak dan menyemburkan material hingga 17 km lebih dari puncak.

Selalu ada cerita dan pembelajaran baru dari setiap aktivitas gunung api yang berada di Kabupaten Klaten, Megelang, Boyolali, dan Sleman ini. Tapi yang terpenting adalah bagaimana upaya mitigasi kebencanaan yang dilakukan dapat meminimalisir kerugian baik fisik maupun material.

"Bencana bukanlah suratan bila kita bisa mengelolanya," ungkap Totok di depan para netizen. Totok adalah salah satu kepala dukuh yang sudah hampir 5 tahun tinggal di Hunian Tetap (Huntap) setelah desanya di Bantaran Kali Gendol turut menjadi kawasan terdampak Merapi 2010 lalu.

"Kami selalu mengupdate perkembangan aktivitas Merapi dari informasi BPPTKG, juga komunitas-komunitas yang terbentuk di KRB (Kawasan Rawan Bencana), seperti @infomerapi dan komunitas lain yang miminnya secara rutin mengadakan pertemuan", lanjut Totok.

Dalam upaya mengedukasi masyarakat, BPPTKG menggandeng Ilman Hidayat melakukan riset mendalam untuk menghasilkan sebuah video dokumenter "Mahaguru Merapi" yang dirilis 2014 silam. Proses pembuatan video juga mendapat dukungan warga terdampak, sebagai pengingat dan pembelajaran bagi generasi setelah mereka nantinya.

Penjelasan aktivitas Merapi disampaikan Subandriyo dengan sangat runut, dilanjutkan cerita proses pembuatan video dan menonton bersama "Mahaguru Merapi". Selanjutnya, netizen diajak melakukan kunjungan ke Sleman Volcanic Park, tepatnya di KM 13 dari puncak Merapi, menyaksikan monumen pengingat sejarah, juga kondisi terkini dampak dari letusan Merapi 2010. Material dengan ketinggian mencapai 6-7 meter masih tampak di beberapa sisi wilayah tak berpenghuni tersebut.

Acara Temu Netizen ke-10 ditutup dengan kunjungan ke Hunian Mantap (nama keren Hunian Tetap) warga hasil relokasi dari lokasi Sleman Volcanic Park, yang telah melalui proses adaptasi luar biasa secara musyawarah antara pemerintah dan masyarakat. Dengan mendengar langsung kisah warga terdampak, semakin memperkaya cerita Merapi sebagai Mahaguru bagi kehidupan masyarakat Indonesia, terlebih untuk warga di sekitarnya.

Penulis: Khoiria Oktaviani

Bagikan Ini!